Minggu, 26 Juni 2016

3-Dibagi-1-(Catatan-kehidupan-mengenai-hubungan-kumpul-keboku-) eps 5

PUNCAK HARDCORE II


Tubuh molek , genit, dan kedua buah dada sebesar pepaya bangkok itu merupakan sebuah aset yang berharga dimataku. Meskipun lubang kemaluanya itu sudah sebesar sumur , Akan tetapi wajah binalnya itu membuatku tertarik untuk memilikinya. Aku tak inggin dirinya hancur lebur dan tidak inggin juga ia terkena penyakit kelamin seperti sipilis atau HIV akibat sering di gilir. Batinku saat itu . Sambil mengelusi rambut panjang Wanita berumur 36 tahun ini , ibu dari pacarku yang sedang membersikan sisa orgasme kami berdua yang sedang menempel melumuri batang jantanku dengan mulutnya. Sungguh membuatku inggin benar-benar memilikinya , aku inggin membuatnya terikat kepadaku seperti halnya indah dan nita yang sedang menunggu kepulanganku dirumah. Wajahnya yang setengah teler itu tak mungkin bisa mengikuti perbincangan yang sebenarnya inggin kukorek. Sehingga aku memutuskan untuk beristirahat denganya sambil berengkrama mesra. 
[Note : Sorry No real pic ]
Sekitar jam 11 malam kami pun terbangun , belum juga kedua kakinya menyentuh ubin lantai. Teh dewik langsung menyambut tas kresek yang berisikan serbuk putih itu. Ku rebut tas kresek itu lalu menyimpanya di belakang punggungku sehingga membuat teh dewik merayuku untuk memberikan tas kresek itu kepadanya. Aku pun menarik tanganya lalu mengajaknya untuk mandi malam agar isi kepalanya itu tidak pengap dengan obat itu. Sambil diguyur dinginya air puncak di bak kamar mandi, kami berdua pun bercanda sambil membersikan tubuh kami berdua bergantian. Setelah itu aku mengajaknya pergi keluar untuk menikmati udara sejuk puncak. Di puncak pass kami berdua berengkrama mesra sambil menikmati jagung bakar. Tak jarang beberapa sorotan mata memandangi tubuh molek teh dewik yang sedang menggenakan tanktop berwarna putih yang di rankap dengan jaket cardigan tipis hingga celana hotpants diatas paha. Saat sedang asik-asiknya mendekap tubuhnya dari belakang sambil menikmati pamandangan malam puncak pass , Nita sempat menelponku. Aku pun langsung buru-buru kembali kemobil untuk menjawab panggilanya disusul dengan teh dewik. Nita dengan perhatian menanyaiku "Udah makan atau belum?" , "Lagi ngapain sayang?", Suara nita yang terdengar cukup keras saat dimobil membuat ibunya itu tersenyum mesem sambil melirik ku nakal. 

"Sayang nih indah mau ngomong...lagi sange nih katanya" Ucap canda nita
"Ayankkkk......OUuuUUhh" Ucap desah indah dibuat-buat sambil cekikan dengan nita
"Kamu enggak kasian sama meki aku ama nita, nungguin kontol kamu" Ucap nakal indah
"Aku kangen banget sama kamu ayankk...pulangg donkkk..Pleasee" Imbuh manjanya yang ku loud speaker hingga membuat teh dewik melirik ku nakal.
" Rahim aku udah enggak tahan pingin minum pejuh kamu ayank...OUuuHHH..." Ucap nakal indah yang membuat teh dewik meneleng-nelengkan kepalanya sambil tersenyum mesem. 
"dewik jugaa.." Ucap bisik teh dewik dengan nakal yang sempat kuberi isyarat untuk diam.
"Iyahh...iyahh aku pulang besok..." Ucap Balasku 
"Yank....jangan lupa yah oleh-oleh nya...hehe" Ucap balas indah dengan kata yang normal.
"Kamu minta apa emangnya say? " 
"Pejuhh anget kamu..." Ucap nakal indah hingga ia pun menutup perbincangan kami berdua.

Aku dan teh dewik sempat saling lirik-lirikan hingga ia menyindirku mengenai anaknya dan indah yang ternyata menjadi pacarku. Kami pun sempat berbincang-bincang sejenak , hingga membuat teh dewik berkata " Dewik nitip nita yah A...Minta tolongg bangett nita disayang, jangan disakitin hatinya" Ucap teh dewik yang Seolah-olah ia tak sadar dengan apa yang diucapkanya itu. . "Ibunya juga enggak pingin disayang?" Ucap balasku hingga membuat teh dewik tersenyum mesem. Karena suasananya lagi pas langsung hajarrr! rayuan gombal rancaekek pun kukerahkan. Ku umbar rayuan pulau seribu itu untuk mengajaknya mau melakukan hubungan kumpul kebo denganku , terlepas ia juga berhenti melacurkan alat kemaluanya. Yup, tidak ada yang tidak normal dari pikiran seorang PSK pecandu narkoba yang sudah memakai barang jenis psikotropika kelas 1 yang sudah membuat otaknya rusak itu. Asal aku bisa menyokong kehidupan teh dewik , dia mau menjadi istriku. Hah? Istri? enggak salah? rugi donk...eitss tunggu dulu istri yang dimaksud bukanlah istri sungguhan.

"AH, dewik mah bosen A Pacaran kayak anak SD ajah"
"Dewik maonya jadi istri AA ajah...hehe....Biar AA teh joss dewik terus dikasur" Ucap teh dewik
"Waduh? Istri teh?....hehe....aku belum siap kawin nih teh...pemanasan dulu lahh jadi pacar...hehe" Ucapku semeringah di balas senyum genit teh dewik
"Kann...kawinya udah tuh A , tadi di kasur...." Ucap genit teh dewik
"Ohhh....berarti suami kamu banyak juga yahh wik...hehe" Ucap logisku bercanda
"Ihh...LAINNN......Yang baru dewik terima kan baru AA sekarang." Ucap rayu teh dewik

Sebenarnya aku masih belum terlalu yakin dengan apa yang teh dewik bicarakan. Percaya wanita 1 ini tidak melacurkan alat kelaminnya lagi demi ratusan ribu uang? Untuk menyokong benda yang dianggapnya dewa itu? . Apalagi aku sudah tau sifat dasarnya itu yang lebih mementingkan lembaran uang dibandingkan dengan anaknya. Mungkin saja rayuanya itu juga sudah banyak di dengar oleh pria yang pernah tidur denganya. Aku membiarkanya bersenang-senang dengan segala rayuanya itu, Sambil memikirkan cara bagaimana aku bisa mendapatkan tubuh dan hatinya , seutuhnya. 

Di malam hari itu yang dingin itu aku bercengkrama mesra dengan teh dewik di ruang keluarga sambil menonton TV dan asik meneguk sebotol bir bintang. Disela-sela mengobrol mesra teh dewik masih sempat-sempatnya menagih serbuk putih kesayanganya itu. Karena aku waktu itu aku memang iseng menyimpanya di tempat tersembunyi yang tidak ia ketahui. Ia pun sempat merengek kepadaku dengan nada suara yang manja dan merayuku birahiku dengan menggiringkan tanganku kearah selangkanganya .Aku sebenarnya tidak inggin hubungan sex kami berdua di bawah pengaruh obat. Karena rasanya aku seperti menyenggamai sebuah boneka dengan suara desahan. Jujur pada saat itu indah membuatku kangen..hehe. dan yang paling kukawatirkan itu apa sih? Hanya takut teh dewik overdosis saja dengan pemakaian 3x seharinya itu. Ku indahkan permintaanya itu dengan catatan aku yang menabur serbuk putih itu. 

Sebelum aku melakukan itu aku menyuruh teh dewik untuk bugil dihadapanku. Dengan gelagat nakalnya teh dewik melucuti 1 per 1 baju seronoknya itu sambil melihatiku dengan kedua bola matanya yang genit. Ketika ia berhasil melepas celana dalamnya, Teh dewik sempat mengobok-ngobok lubang kemaluanya sambil menyeringai nakal tepat di depanku. Tak tanggung-tanggung ia bahkan mengeluar masukan jemarinya dengan gerakan yang kasar seolah-olah ia sedang mengocok adonan telur. Aku yang sedang menonton gelagat nakalnya itu langsung melorotkan celana jeansku , sambil menaburkan serbuk putih itu di pahaku. Kutaburkan dengan takaran yang sedikit hingga membuat wajah teh dewik kecewa.

"Kok cuman dikit seyy A...? " Ucap teh dewik kecewa
" Udah wik jangan banyak-banyak nanti kamu overdosis lagi" Ucapku
"Aku tuh masih sayang sama kamu. Segini aja yah say..." Imbu rayuku
Dengan wajah seperti orang ketagihan teh dewik langsung menghisap bubuk crystal putih itu dengan hidungnya hingga membuat kedua bola matanya terpejam dalam, menikmati sensasi extacy efek dari obat terlarang itu. Karena dosis takaranya tidak terlalu banyak sehingga membuat teh dewik tidak terlalu teler. Ia sempat merayuku untuk menaburkan sedikit lagi bubuk putih itu. 
"Goyang dulu baru aku kasih lagi..hehe" Ucapku disambut senyum nakalnya
"Beneran yah A....Awas loh" Balasnya dengan wajah semeringah

Teh dewik pun langsung menaiki sofa hingga memposisikan tubuhnya menaiki selangkanganku, sementara itu aku memegangi pinggulnya agar ia tak terjatuh. Dengan wajah genitnya ia duduk berjongkok sambil mengarahkan batang panjangku menuju kearah bibir kemaluanya yang sudah meluber keluar itu. "Slep" Hanya sekali duduk batang jantanku langsung menerobos masuk dengan mudah. "SPLOK" Yang kususul dengan menghentakan pantatku keatas dengan kasar. 

"OUuuuuhh" Desah nikmat teh dewik menerima hentakan pantatku itu

Teh dewik memandangiku dengan wajahnya yang terangsang sambil memutar-mutarkan pantatnya seperti adukan semen hingga mengocoki batang jantanku dengan gerakan pantat bahenolnya yang naik turun. Ia pun bahkan mengimbangi gerakan memutar pantatnya itu dengan gerakan menggesek-gesek maju mundur. Ku nikmati sensasi hisapan lubang kemaluanya itu sambil menetek di kedua buah dadanya yang bergerak kesana kemari itu sambil mengimbangi goyangan bor pantat teh dewik. Kuajak ia bercumbu sejenak sambil menekan dalam pinggulnya agar batang jantanku dapat menerobos masuk di dalam lubang kemaluanya yang paling terdalam. Prilaku ku itu pun membuat kedua bola mata teh dewik menukik keatas sambil menggeliatkan lidahnya berpagutan dengan lidahku. Emosi birahiku pun meluap hingga mencapai ujung ubun-ubunku. Rasanya aku inggin memberikan lubang buayanya itu dengan sodokan keras nan dalam. Hasrat liarku itu akhirnya terlaksana tanpa memperdulikan nasib sumur beceknya itu. "SPLOK........SPLOK.......SPLOK" Kuhentakan pantatku keatas dengan tenagaku hingga membuat tubuh molek teh dewik terhempas sambil mencumbui batang lehernya. Suara daging paha yang saling menampar yang dipadu dengan bunyi suara kecipak , memekik telinggaku seolah-olah batang jantanku sedang menikam lubang kemaluanya itu. 

"OoOuuuhhh...." Rengkuh desah teh dewik
"SODOK TERUSSSHHH....A...Ouuhh" Imbuh suaranya yang kencang

Kurasakan sensasi gesekan yang amat begitu menyenangkan birahiku. Kulangi gerakan sodokan kasar ku itu berkali-kali dengan kedua tangan yang mantap memegangi erat pinggulnya. Titik nadir dari serangan kasarku itu pun akhirnya membuahkan hasil yang membuat cairan mani yang tertampung di kedua buah zakarku rasanya inggin mencuat keluar. Kuangkat tubuh teh dewik lalu kuambrukan di sofa yang kususul dengan gerakan pantatku yang naik turun tak beraturan, berharap agar mencapai klimaks. Tau sebentar lagi aku akan mencapai klimaks teh dewik pun langsung mengunci pingangku dengan kedua kakinya. "KREK" Sempat aku mendengar bunyi suara patah dari sofa butut yang menopang tubuh kami berdua. Akan tetapi aku tak peduli dengan bunyi itu. GASS TERUSS! hingga akhirnya..

"CRUTTT.......CRUTTT!" 

"SSsss-ssshhhh..." Desisku patah-patah , menikmati tiap kedutan kontolku yang sedang memuntahkan cairan kental sambil mendorong dalam pantatku. Berharap agar cairan maniku membasahi lubang kenikmatanya yang paling terdalam itu. Sementara itu teh dewik menyambut prilaku ku itu dengan kedua bola matanya yang merem -melek. Bibir tebal nan sexynya itu pun menyungingkan nada suara desis panjang disusul dengan getaran dari kedua kakinya yang sedang mengikat pingangku. Tak tahan melihati bibir tebal nan sexynya itu bergemetaran , Sehingga membuatku menghisap bibirnya itu hingga membuat kedua bola mata teh dewik menukik memutih. Selang beberapa menit kami beradu nafas sambil mengatur detak jantung kami berdua. Aku pun menggangkat tubuh teh dewik hingga memposisikan tubuhnya seperti semula, Menduduki selangkanganku. Sekujur tubuh teh dewik sempat bergemetaran yang disusul dengan kedua bola matanya yang merem-melek. Kurasakan juga reaksi lubang kemaluanya yang mengatup-ngatup mengeluarkan cairan kental yang merembas batang jantanku yang masih menancap.
"Enak yah wik?" Ucapku di balas anggukan kepalanya

"Hehe...pasti pejuh aku lagi merosot kayak perosotan di rahim kamu" Ucap nakalku yang dibalas teh dewik yang menyungingkan senyum genit.
"Ssshhh....dewik spiral kok A...hehe" Ucap desis teh dewik
"Gak berasa A...masuk rahim dewik...hehe...kan ketutup" Imbuhnya dengan semeringah
"Ganti donk say...biar berasa......kayak anak kamu" Balasku semeringah
"Nita juga spiral kok A...."Ucap teh dewik 
"Ouwhhh....." Gumamku yang baru tau (Padahal aku masih bego soal itu)

Aku pun menyuruh teh dewik mengambil rokokku yang ada di meja yang tak jauh dari posisi kami. Dengan posisi masih bersetubuh sambil menunggu batang jantanku yang sudah layu, menegak kembali. kami berdua pun mengobrol panjang lebar yang waktu itu Topiknya adalah KB. Maklum , aku masih awam mengenai masalah itu jadi yah aku penasaran juga . Apa sih bedanya? Selama ini kan aku main crot saja tanpa pikir panjang. Teh dewik sempat menagih janjiku , tapi dengan bujuk rayuan akhirnya aku dapat membuatnya menurutiku. Kuketahui dari obrolan kami berdua ternyata banyak perbedaan masalah KB. Spiral aman dan tahan lama tidak seperti suntik dan memakai Pil seperti apa yang dilakukan oleh Indah, echi, dan sari. Pil KB ataupun suntik efek negatifnya ternyata banyak juga selain bisa ngebuat kebobolan. Walah....Saat itu yang kupikirkan adalah adik ku, Kevin, Karena kedua pacarnya itu setauku memakai Pil KB yang jika lalai sedikit bisa berujung kehamilan. Apalagi aku tau latar belakang keluarga echi dan sari tidak sehancur lebur keluarga indah dan nita. Aku sempat cemas, kawatir, dan stress sampai keringat dingin bagaimana nanti jika echi dan sari kebobolan? Waduh...berabeh nih urusan. Batinku. 

Sebagai kakak tentu saja aku kawatir jika nanti ortu echi dan sari menyuruh adik ku tanggung jawab dannnn yang tidak kalah penting itu adalah reaksi kedua ortuku.Aku tak bisa membayangkan amukan bapak ku...wahh... Lagi enak-enaknya mengobrol , sangking ketakutan aku langsung mencabut alat kelamin kami berdua dan langsung berjalan terburu-buru untuk memberi tau adik ku sebelum hal yang tidak aku ingginkan tersebut terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar