1 dibagi 3


Beberapa minggu kemudian entah kapanlah itu, Aku sudah lupa. Cobaan datang secara bertubi-tubi, yang pertama adalah teguran dari RT yang mendapat laporan aku sering membawa seorang wanita keluar masuk rumahku, entah dari mana asalnya laporan reseh itu. Padahal 3 rumah samping kanan, kiri, dan depanku itu sering kosong dan pemiliknya adalah orang yang sama. Waktu itu RT ku adalah seorang TNI kolot yang tidak naik pangkat , Mungkin stress kali yah. Masih inggat aku pernah dipersulit membuat surat keterangan pindah kependudukan untuk membuat KTP depok. Orang idealis tidak mungkin mau di kepret dengan uang, apalagi aku tau istrinya orang kaya. alhasilnya aku menggunakan isi kepalaku untuk mengakalinya . 

"Oh, iyah pak, ibu saya memang sedang membuka kost-kostan putri" Jawabku tanpa pikir panjang . 
"Kalau sampean ini buka kost. Yo, jangan lupa di pasang plang. Biar warga sini enggak curiga. bener toh?" Ucap pria asli madiun itu.

Untung saja waktu itu doi langsung percaya saja hehe. Cobaan ke 2 membuat kepalaku sakit memikirkanya Yaitu Sari, Awal bulan sari muntah-muntah tidak jelas dan setelah aku belikan testpack, apa yang kutakutkan itu benar-benar terjadi. Sari Hamil. Karena ulah adik ku. Aku tidak memarahi adik ku karena kutau pikiranya masih labil dan yang jelas jika aku selesaikan dengan emosi, bukanya jalan keluar yang kudapat malah mimpi buruk kudapat. 

kuketahui Sari ternyata sudah terlanjur sayang dengan adik ku. Karena adik ku tidak pintar mempengaruhi orang sehingga masnya lah yang nge backup. Aku meyakinkan sari dibantu dengan indah dan Nita agar mau melakukan Aborsi dan jangan sampai keluarganya tau mengenai soal ini, Termasuk dengan echi yang saat itu sudah jarang main kerumahku. Permasalahan lain adalah teh dewik yang jadi seperti merong-rong masalah uang kepadaku. Dia pikir aku bisa diperdaya dengan statusnya yang menjadi istri jadi-jadian itu? dan berpura-pura sayang kepadaku padahal dibelakangku ia masih sering melakukan pesta sex sambil ngobat. 

Suatu ketika Perbuatan bejatnya itu pun akhirnya dapat kulihat dengan jelas oleh kedua bola mataku. Biasanya, pulang kuliah aku langsung kerumah teh dewik. Tapi, malamnya aku selalu pulang kerumah. Aku iseng meng-sms dirinya kalau aku tidak main seminggu kerumahnya karena pulang ke jawa. Kutunggu sampai malam ke 3 hingga sekitar jam 10 malam aku kerumahnya tanpa mengabarinya. Dannn apakah yang aku lihat? 2 sepeda motor yang tak kukenal pemiliknya sedang diparkirkan di halaman rumahnya. Dari jarak sekitar 3 meter dari arah rumahnya aku mendengar...

"OOUUHHHHH........." Desah suara teh dewik yang samar-samar kudengar.
"OUuuhhhhhhhmm...Mmmgrmmm" Desah dan erangnya seperti binatang buas.

Sebelum mengetok pintu aku sudah mempersiapkan mentalku dengan apa yang aku hadapi. Apalagi ketika sudah mencapai depan dekat pintu aku mendengar "Plok....Plok...Plok" Suara daging paha yang beradu kasar yang ditambah dengan geraman suara pria. Wah, tampaknya komplotan yang sedang menikmati tubuh molek teh dewik adalah seekor binatang buas yang mencoba untuk menginseminasi lubang kemaluan pasanganya. Kuketok pintu teh dewik hingga membuat sekumpulan pasangan kebo itu menghentikan permainan panas mereka. Aku mendengar suara perbincangan seorang pria yang sedang menggunakan bahasa medan yang sama sekali tak bisa aku cerna dengan otak ku. Sumpah mirip seperti bahasa Alien vs predator yang sama sekali tak ku mengerti. Seorang pria sangar hitam keling bertubuh kuntet membuka pintu rumah teh dewik. Ia sempat melototiku dengan tampang sangarnya. Tubuhnya yang di bumbui oleh tatto yang tak jelas asal usulnya itu, sepertinya aku pernah melihatnya ketika mengunjungi rumah teh dewik. 

"Mau cari siapa bang?" Ucap pria itu yang kukenal adalah bang ajib
"Mau cari dewik bang. Ada?" Balasku dengan senyum lebarku seperti badut
"Saya udah booking malam ini . Tapi, kayaknya uda di booking yah bang" Imbuhku yang membuat pria itu sesaat memandangiku dari bawah sampai atas.
"Besok ajalah bang kemari dewik sedang tidak ada" Ucap balas pria itu dengan nada suara yang seperti mengusir dan hendak untuk menutup pintu.
"Bang-bang tunggu dulu bang." Ucapku memegangi pintu
"AH, Kenapa lagi bang?"
"Bang, begini saya lagi kehabisan barang...biasa kan saya beli sama dewik,-"
"Ouwhhh.. ada bang-ada ....sebentar bang" Ucap potong pria itu memanggil temanya.

Aku melihat seorang pria setengah baya berambut botak seperti seorang profesor sedang berjalan kearah kami berdua memberikan sebuah tas pinggang. Perutnya yang buncit seperti petruk dan gigi rompalnya yang seperti habis di hajar itu menginggatkan ku akan sosok maling ayam yang baru saja keluar dari penjara , kukenal nama pria itu dengan sebutan Bang tigor. Setelah memberikan tas pinggang tersebut kepada bang ajib, ia langsung berlari kegirangan masuk kedalam rumah menemui teh dewik yang mungkin sudah menunggu kehadiranya. Bang ajib pun membuka tas pinggang tersebut dihadapanku yang berisikan sebuah barang psikotropika kelas 1 alias sabu-sabu yang sudah dibungkus rapih dengan wadah plastik yang kecil. 

"Hmmm..bang...saya beli 10 deh , sekalian buat temen-temen saya" Ucapku yang dikala itu membeli dalam jumlah yang banyak
"Plok...plok...Plok" 
"OuuuuuHHhh....Ouuuhhhhmmm..." Desah teh dewik yang semakin jelas kudengar
"Plok..Plok...Plok" suara daging paha beradu
"Waduhh..hehe...itu dewik bang" Ucapku cengar-cengir
"Bentar yah bang" Ucap pria itu masuk kedalam rumah, menegur temannya, hingga suara desah teh dewik pun tak kudengar lagi.
"Iya bang..sorry yah bang. ..si dewik lagi kami pake sekarang..hehe" Ucap pria itu mendadak menjadi ramah
"Jadi gimana bang? Jadi beli 10? " Ucap tawar pria itu.
"Jadi bang" balasku setuju

10 wadah plastik sabu yang hampir seberat 1 gram per 1 plastiknya itu dihargai 2.500.000 juta rupiah yang sengaja tak kutawar agar aku lebih akrab denganya. Karena aku tak membawa uang sebesar itu sehingga aku pun pergi ke ATM dan sempat mengajak bang ajib naik ke mobil kijang baru butut ku yang berplat No L/Surabaya. Aku memang sengaja tidak membawa jeep wrangler ku yang agak sedikit mencolok itu. Di Sepanjang perjalanan, kami berbincang akrab dan ia sempat menawariku barang yang lebih bagus mutunya. Lah wong aku beli hanya untuk modus , buat apa? 

Ketika transaksi selesai aku menyuruh bang ajib untuk menaruh 1 per 1 bubuk sabu tersebut masuk kedalam tas kresek , tanpa aku sentuh sama sekali barangnya. Setelah proses transaksi selesai , agar kami lebih akrab aku sempat mengajak bang ajib makan sate di pinggiran jalan . Waktu itu aku mengaku seorang pegawai swasta asal jawa timur yang sedang bekerja sebagai pegawai bank di tangerang. 

"Suka main sama dewik yah bang?" Ucap akrab pria itu
"Wah, iyah bang semok abisnya..hahaha" Balasku sambil menikmati sate

Tiba-tiba saja Pria itu sempat memamerkan foto seorang wanita cantik nan bohay sedang menggunakan baju ketat loreng-loreng yang ada di HP bututnya. 

"Wihh, siapa tuh bang?" Ucapku dibalas sunggingan senyum bangga dari pria itu.
"InI cewek Aku bang..hahaha" Ucap pria itu tertawa bangga
"Enggak bang, Perek sama kayak dewik" Imbuh candanya
"Wah, boleh nih bang " Ucap balasku dengan senyum mesem
"Mau Kau?" Ucap tawar pria itu.
"Boleh..boleh bang" Balasku dengan girang

Bang ajib pun memberikan nomor PSK bertubuh molek itu kepadaku (Simak kisahku berikutnya), hingga kami berdua saling bertukaran no contact. Setelah mengantar bang ajib kerumah teh dewik. Didepan halaman rumah teh dewik kami sempat berbincang-bincang sejenak, hingga akhirnya aku langsung to the point.

"Bang saya boleh ikutan ga?" Ucapku
"Boleh-boleh ayuk...masuklah.. tak usa malu-malu." Ajak pria itu 
"Bang-bang....bentar bang...." 
"Bang....saya ngintip aja deh. .. gak enak kalau nanti si dewik ngelihat saya" 
"Ah, Ayolah...kita sodok bareng-bareng...Masa aku enak -enak sodok kau cuma nonton?" Ucap ajak paksa bang ajib sambil memperagakan gerakan sodokan pantatnya.
" saya ngintip aja deh bang. Abang aja yang main sama temen-temen abang" Ucapku
"Ah, yang Bener kau ?" Balas pria berlogat medan ini
"Iyah bang, main dimana sih bang?" Ucap tanyaku
"Di kamar belakang bang, kalau kau mau ngintip langsung ke belakang saja bang...-" 
"Ah, ayolah bang...main bareng kita.." Ucap ajaknya lagi
"Gak apa-apa bang, saya ngintip aja.." Balasku kekeh
"Belakang bang...Aku bukakan jendelanya.." Ucap pria itu menunjukan arah belakang rumah teh dewik yang masih area sawah.

Ketika aku mengelilingi rumah teh dewik, aku sempat tidak mendengar suara desahan teh dewik maupun daging paha yang saling beradu lagi. Ah, masa udah selesai sih?. Batinku. Kudengar suara jendela terbuka di belakang rumah teh dewik. Saat itu bang ajib memberikan ku sebuah kode untuk stay di tempat karena teh dewik sepertinya sedang kekamar mandi. Karena penasaran aku mengintip sedikit agak menggeser-geser tubuhku agar tidak ketahuan. Aku melihat aktifitas di kamar teh dewik yang ramai dengan kicauan suara 3 orang pria medan yang sedang bertelanjang bulat sedang asik menghisap bong/alat hisap sabu bergantian. Tak lama kemudian aku melihat teh dewik yang sedang mengenakan daster transpran erotis berwarna hijau muda berjalan genit, bergabung dengan mereka. Bang tigor sempat bercengkrama mesra dengan teh dewik yang sedang asik menghisap bong, Sambil meremas-remas buah dadanya. 

(TS Sudah agak sedikit lupa mengenai perbincangan mereka ber 3. Karena banyak campuran bahasa medan yang tidak dimengerti. kira-kira percakapanya seperti ini)

"Ahhh..wik...Montok kali body mu ini" Ucap puji pria setengah baya botak itu sambil meremas buah dada teh dewik.
"Abang teh baru nyadar bodi dewik montok?" balas genit teh dewik

Bang tigor sempat membelai rambut panjang teh dewik hingga mencium pipinya dengan tampang mesumnya itu. Teh dewik pun menanggapi pria botak itu dengan wajah mesemnya.

"Eh-eh kau liat itu si ninin, Bahhh....montok kali bodinya..." Ucap bang tigor
"Ahh...kau gor senangnya sama yang buncit-buncit" Ucap timpali seorang pria berkumis yang kukenal bang togu
"Ah kau juga senang minum susunya...jangan banyak lagak kau" Ucap bang tigor
"Wik...Perut mu itu lebih bagus buncit....Montok wik...lepaslah Spear-spear- ah apalah itu" 
"Spiral bang...ah , enggak bang ....dewik teh kapok" Ucap balas teh dewik
"Kalau kami beri Ini (sabu-sabu) gratis kau mau? " Ucap timpali bang ajib

Percakapan mereka sempat hening sejenak di timpali dengan suara bisik-bisik yang tak bisa kudengar. Karena penasaran aku coba balik mengintip lagi tapi sayangnya moment tersebut tidak kudapatkan. 

"Ok dehh bang....hehe....beneran loh yah janji" Ucap manja teh dewik
"Nahhh.....Begitu wik! Baru mantap.." Pria botak itu semeringah
"AH...sebelum bikin...latihan dulu kita" imbuhnya mengajak teh dewik di atas ranjang

Dengan posisi tiduran di kasur teh dewik pun membuka kedua kakinya lebar-lebar menyambut bang tigor yang sedang mengarahkan batang jantanya kearah lubang kemaluanya. Besar batang jantanya yang sudah gosong itu juga sempat membuat kedua bola mataku terbelalak. Bagaikan melihat sebuah torpedo gemuk yang memiliki rambut lebat. Tidak panjang hanya saja diameternya yang gembul sama seperti orangnya. Pria itu langsung menghujamkan batang jantanya menerobos lubang sumur teh dewik yang sudah mengikuti bentuk torpedonya itu. 

"Plok...plok...splok...plok" 
"Grmmrrr....rmmrrrr" Geram suara pria itu seperti binatang buas
"OuuUuuhhhh.....Mmgrmmmmm" Desah lirih teh dewik yang di ikuti suara geramanya

Pria setengah baya berambut botak itu tidak main-main mengeluarkan tenaganya yang seperti kuli itu, menjebol lubang kemaluan teh dewik dengan gerakan pantatnya yang amat cepat, Hingga membuat tubuh teh dewik terhentak-hentak menerima impact dari rentetan serangan torpedonya itu. Tubuh molek teh dewik yang sedang mengenakan daster transpran erotis itu pun menjadi objek serangan mulutnya yang sedang bergreliya di kedua buah dadanya, menghisapi kedua puting susunya dengan liar sambil menyodokan dalam pantatnya, hingga mencuri bibir tebal nan sexy teh dewik dengan giginya yang rompal itu. Bunyi suara ranjang reot berdecit adalah saksi biksu dari kebringasan pria itu yang sedang menghajar liang senggama teh dewik. Tubuhku yang bergeser-geser melihati kebringasan pria itu sempat di lihat oleh bang ajib dan temanya bang togu yang sedang menunggu giliran. Bang ajib sempat memberikan ku kode untuk masuk, sementara itu aku melihat bang togu menanyaiku siapa? Aku melihat bang ajib seperti sedang menjelaskan mengenai diriku kepada temanya itu. Tak lama kemudian temanya itu menghampiriku yang sedang mengintip di jendela.

"Bang...masuk bang..." Ucap ajak bang togu
"Ah, saya disini aja bang" Jawabku
"Ah, jangan begitulah bang...banyak nyamuk...masuklah" balas pria itu
"Ssshhttt...udah bang gak apa-apa" Ucapku sambil memberikan kode untuk diam
"Dibikin enak aja bang..." Imbuh bisiku.
Ketika kami sedang mengobrol di jendela. Sesuatu pun terjadi.
"PLOK....Grmmrrrmm.....PLOK" Suara geram bang tigor yang sedang memompa dalam pantatnya
"Mhrmmmm...Sssshhhhh.......Mhrmmm-mm" Suara geram teh dewik yang dipadu dengan nada desisnya
"Aaahh...Sssshh....wik...enak kali memek kau wik" Ucap puji pria itu

Aku melihati teh dewik yang sedang meremas gemas kedua gundukan buah pepaya bangkoknya itu sambil mengerang dengan kedua bola matanya yang merem-melek. Sepertinya pria itu berhasil memompa dalam cairan maninya yang membasahi liang senggama teh dewik. Hingga membuat teh dewik mengikat erat pingang pria buncit itu dengan kedua kakinya. Bagai melihat seekor anjing betina dimusim kawin begitulah ketika aku melihat teh dewik sedang melototi kedua bola mata bang tigor sambil menyungingkan desis suara gemas. Prilaku nakalnya itu pun membuat pantat bang tigor mengkejang-kejang bagaikan sebuah rentetan senapan machine gun yang sedang menembaki liang senggama teh dewik.

"Ahh-ahhh...Gilak kau wik...." Ucap bang tigor dengan desah patah-patahnya
"Cepet sana bang...Udah bang gak apa-apa" Ucap bisiku menyuruh pria itu untuk pergi
"Ssshhhh....Kenapa seyyy bang?" Ucap desis kedua bola mata teh dewik yang sedang menegur bang togu yang sedang menyapaku diluar.

Ketika teh dewik menengok kearah jendela terus terang aku langsung panik menyembunyikan diriku dibalik tembok. Wow...inikah sensasinya melihat pesta sex? Seakan-akan memicu jantungku berdegup dengan kencang. Hingga membuat batang jantanku manggut-manggut tak karuan. Saat itu aku sungguh menikmati sensasi thrill tersebut sambil mengintip-ngintip teh dewik yang sedang hendak menunganggi batang jantan bang togu. Pria hitam keling berkumis ini ternyata tidak memiliki alat kelamin sebesar kawannya yang sempat membuatku girang sendiri, entah itu membuatku bangga dengan alat kelamin ku sendiri. "SLEP" Aku melihat bongkahan pantat bahenol teh dewik berhasil menelan selangkangan pria yang memiliki alat kelamin kecil itu dari arah belakang. Aku tak melihat sama sekali cairan kental milik bang tigor yang merembas keluar di balik bibir kemaluan lobehnya itu. Mungkin sangking kentalnya cairan tersebut sehingga terjebak didalam liang senggamanya. 

"Prott...Plok.....Prott...Plok"
"OUUUuuhhhh.......Ouuuuhh" Desah teh dewik

Aku mendengar suara daging paha beradu yang terdengar seperti dua daging basah yang saling bertabrakan hingga menimbulkan bunyi suara yang terdengar seperti kentut basah. Dari arah belakang tubuhnya aku melihat teh dewik sedang mengocoki batang jantan bang togu dengan gerakan pantatnya yang naik turun, yang dipadu dengan gerakan pinggulnya yang memutar-mutar hingga membuat pria hitam keling itu menikmati sensasi goyang dumang teh dewik sambil menghisap kedua puting susu teh dewik bergantian. Belum lama di goyang pantat bahenol teh dewik. Aku melihat bang togu menekan dalam pantatnya sambil memegangi pinggul teh dewik dengan kedua tangan yang bergemetaran.

"Aaaaahh---wik.....Cepat-cepat lah kau bunting....Ssshh...biar abang bisa minum susu kau" Ucap pria itu sambil berdesis patah-patah.
"iihhh...sabar atuh bang....Besok dewik cabut dech" Ucap genit teh dewik

Ku pikir hanya aku saja yang memiliki pikiran aneh itu. Ternyata banyak juga orang diluar sana yang memiliki pikiran sama sepertiku. Batinku. Aku juga tak menyangka saat itu aku berada di dalam moment yang sangat pas melihat sifat busuk teh dewik. 

"Ah, wik sini kau...abang juga mau pakai memek kau" Ucap panggil bang ajib
"Minggir kau gor! badan mu itu seperti ikan paus...Minggir" Imbuh kesal bang ajib menendang bang tigor yang tiduran di ranjang.
"Sssshhhh....Kelaa bang (Bentar bang)......" Ucap teh dewik menyungingkan nada suara desis yang nikmat 

Pemandangan erotis sifat nakal teh dewik pun dapat kulihat dengan jelas ketika ia beranjak dari selangkangan bang togu. Teh dewik sempat memposisikan tubuhnya duduk berjongkok sambil menggoyang-goyangkan bibir kemaluanya seolah-olah ia inggin mengusir sesuatu dibalik lubang kemaluanya itu. "Byur" . Sebuah cairan kental bercampur encer pun mencuat keluar membasahi lantai rumahnya ketika teh dewik merekahkan bibir kemaluanya dengan jemarinya yang berbentuk huruf V. Cairan mani yang berasal dari 2 orang pria setengah baya itu, merosot keluar dari balik lubang sumurnya membuat teh dewik menyungingkan nada suara desis nikmat . Tak lama kemudian ia menyusul bang ajib yang sedang menunggunya di ranjang. Karena posisi tubuh teh dewik yang berhadapan langsung dengan jendela. Aku jadi tidak bisa melihat apa yang mereka lakukan selain bunyi suara daging paha beradu dan deruan nafas berat bang ajib. "Plok....plok...plok" Bunyi suara daging paha yang beradu hingga tak lama kemudian. Mungkin belum sampai 5 menit. Bang ajib mendesah dengan nada suara yang patah-patah mengeluarkan isi cairan kentalnya membasahi liang senggama teh dewik.

Aku tak menyangka pria sangar-sangar ini memiliki libido kelas kakap , bahkan seorang newbie pun bisa bermain lebih lama di banding bang ajib dan bang togu. Awalnya saja yang hardcore , tapi cepet muncratnya. Pantas saja aku dapat membuat teh dewik kelepek-kelepek di ranjang. Tapi, sayangnya sifat busuk teh dewik itu yang gampangan tidak secantik wajahnya. Selain itu juga aku cukup ngeri ngelihat cara bersetubuh mereka bertiga menghajar 1 lobang yang sama dan asal main semprot saja. "WAH, kalau begini caranya Aids nih" batinku. Setelah menunggangi selangkangan bang ajib teh dewik pun langsung menghisap bong dengan ketawanya yang cekak-cekik bersama ke 3 teman tidurnya itu. 
Aku sempat memberikan kode kepada bang ajib untuk keluar rumah. Ia pun menanggapiku dengan tanganya yang menyapa. Di depan halaman rumah teh dewik kami pun sempat berbincang-bincang sejenak, termasuk dengan siasat kawan-kawanya itu untuk menghamili teh dewik. 

"Kenapa bang? kau mau juga? " Ucap akrab pria itu mengajak ku.
"Ah, abang aja, bang-bang...kalau bisa ngebuntingin si dewik pas di puncak aja. Pakai mobil saya bang..hehe" Ucap bisiku cenggas-cengges
"Saya yang bayar bang sewa villanya" Imbuh bujuk rayuku yang di balas tampang pria itu yang cenggas-cengges.
"Tapi, jangan ajak-ajak temen abang. Kita berdua aja" Imbuh bisik ku
"Wah, boleh-boleh Dik. Ah, Pintar juga kau ini" Balas girang bang ajib
"Ah laik...kau mau aku bawa si ninin? Biar sepasang kita" Ucap tawar bang ajib
"Siap bang atur aja" Ucapku

Aku pun pulang kerumahku hingga bertegur sapa dengan bang ajib. Sesampainya dirumah aku menyimpan barang haram hasil transaksi ku dengan bang ajib di lemari buffet garasi mobilku, hingga menguncinya dengan gembok.
Amanda


Rasa kemanusian? Aku sering bertanya soal itu. Kenapa setiap kali mendengar kata Aborsi terdengar biasa saja di telingaku. Sedangkan adik ku di kala itu meragukan keputusan ku. Aku tidak gila, bukan berarti aku tidak memiliki rasa belas kasih. Tapi, bagaimana jika masa depan menjadi ujung tombak dari rasa itu? Apakah kamu siap untuk menjaga anak mu? Bagaimana masa depan mu nanti? Bagaimana papa dan mama jika ngelihat kamu seperti ini? Jika kamu inggin salahkan. Salahkan mas mu yang brengsek ini yang sudah mempengaruhi kamu. Anggap mas mu yang menanggung dosa mu. Jika kamu merasa bersalah, pulanglah ke jawa dan jangan balik kesini lagi. Biar aku yang mengurusi dosa-dosa mu disini dan biar aku yang membersikan semua stigma yang aku berikan kepadamu. Tidak ada di dunia ini manusia yang bersih kevin. Semua berjalan di roda yang sama hanya saja jalannya yang berbeda.


Sedikit flashback mengenai diriku dimasa lalu, Aku tidak jago silat, karate, ataupun hitungan aritmatika. Sejak kecil aku memiliki banyak teman. Gampang saja, Jika kamu inggin punya banyak teman kamu harus bersiap memasang muka yang berbeda, Jika kamu inggin banyak teman kamu harus tau apa yang mereka ingginkan, jika kamu inggin punya banyak teman kamu harus belajar selera humor yang mereka ingginkan, Dan seterusnya. Bagiku musuh itu adalah teman, jika kuanggap tidak berguna maka aku pergi dan meninggalkan sesuatu yang special baginya. Sejak SMA aku sering sekali lompat-lompat grup tongkongan bagaikan seekor bajing loncat. Group motor, mobil, Warkop, Warnet, Taekwondo, dll yang tak ada menariknya. Hanyalah sekumpulan orang yang ngomongin orang lain ataupun saling berbagi passion. Rasa penasaran akan bergaul di lingkungan baru membawaku untuk mempelajari setiap dasar sifat masing-masing group hingga terbesit olehku bagaimana jika membuat mereka saling bertikai. Pasti lebih menarik. Sedangkan aku memperhatikan mereka dari kejauhan dengan wajah yang puas menelanjangi sisi gelap mereka yang secara tak langsung mereka umbar sendiri. 

[Sebagian foto ada yang real, tebak aja  Plus ini foto terakhir TS ]

Selain senang melihat orang lain saling bertikai/Konflik/Panasbung , Sex merupakan sesuatu yang ku anggap sebagai kebutuhan. Jujur, awal pertama kali merasakan sensasi itu membuatku terasa terbang melayang sehingga memacu adrenalinku yang seolah-olah berpacu dengan waktu, menunggu akhir perjalanan syahwatku. Waktu terus terulang tapi selalu menyisakan moment yang berbeda, begitulah pandangan ku mengenai sex/hubungan intim dari apa yang selama ini aku rasakan. Dan jika kamu inggin merasakan moment itu lebih intens, Maka kamu harus rela jatuh kedalam jurang yang gelap gulita. 

Teh dewik , nita, indah, dan teh ninin adalah contoh percobaanku untuk jatuh kedalam jurang yang gelap gulita. Hari itu adalah hari dimana saat teh dewik menelponku dengan suara genitnya. Aku tau, uang yang baru saja aku berikan kepadanya pasti sudah habis. Alasan sakit mau berobat kedokter itu bagiku adalah alasan klasik untuk meminjam uang. Mau berobat ke dokter atau mau lepas sprial? Batinku saat itu. Wanita nekat ini memang sudah kuanggap terkena gangguan jiwa akibat serbuk putih yang sering ia konsumsi itu. Mentalnya sudah terganggu dan rasanya sulit untuk di kembalikan. Rencanaku dengan bang ajib sudah kususun dengan rapih. Kalau tidak salah kami berangkat di hari senin, Sengaja memilih hari itu karena kalau hari libur puncak pasti macet. Waktu aku menjemput bang ajib di rumahnya aku sempat melihat 1 orang wanita hamil yang sedang duduk menunggu. Sumpah, beningggggggg banget wajahnya plus toge pulak, terasa seperti melihat artis jalanan. Aku tau ini pasti teh ninin yang dibicarakan bang ajib itu. Aku sempat tak percaya gembong narkoba berwajah kriminal ini punya simpanan sebening ini. Saat itu teh ninin mengenakan baju dress loreng-loreng panjang yang memamerkan lekukan tubuhnya yang bahenol dan perut buncitnya yang di rangkap dengan jaket. Ketika aku berada di teras rumah bang ajib ia sempat menyungingkan senyum kepadaku.


(Ilustrasi yah gan)
"Dika..." Ucapku berjabat tangan denganya
"Ninin, A" Balasnya menyungingkan senyum

Sambil menunggu bang ajib yang entah kemana. Kami berdua pun mengobrol-ngobrol sejenak. Dari panggilan "A" Ahh...pasti sunda nih. Wajib pakai teteh.

"Wah, uda berapa bulan nih teh?" Ucapku penasaran
"8 A..." Jawab singkatnya
"Ouwwhhh....Wah, Bapaknya pasti beruntung yah! Dapet istri secantik teteh" Ucap rayuanku yang dibalas sunggingan senyumnya
"Kalau boleh tau siapa teh bapaknya?" Imbuh ucapanku dengan sengaja
"Hah?.....Kenapa A?" Ciri khas teh ninin 
Aku sempat menunggu jawaban teh ninin yang masih loading lama itu. Sambil menyalakan rokok ku.
"Siapa yah teh? Kalau boleh saya tau " Imbuhku lagi
"Emmm....bang tigor A" Ucap balasnya sambil menyungingkan senyumnya yang seperti dipaksa

Aku memang sudah tau jawabanya siapa? Tapi, bohong sedikit kek siapalah asal jangan sebut nama Maling Ayam itu. Asli, lemes loh , sampai-sampai aku lupa menghisap asap rokok ku. Tak lama kemudian bang ajib pun memunculkan batang hidungnya juga. Tak banyak basa-basi kami langsung berangkat menjemput teh dewik. Saat itu alangkah kagetnya teh dewik ketika melihatku yang sedang dalam posisi menyetir. KENA DEHH!... Puas hatiku rasanya melihat wanita berhati busuk ini yang sedang merencanakan sesuatu dibelakang ku, yang secara tak langsung aku sudah mengetahuinya. Aku sengaja hanya diam saja tidak menyapanya sambil berbincang-bincang dengan wanita hamil berumur 26 tahun yang ada disampingku . Wajah teh dewik saat itu kelihatan asam , sampai-sampai ketika bang ajib merayunya sambil menggerayangi tubuh moleknya, Ia mendadak menjadi galak. 

Ah, urusan teh dewik No 2 bagiku. Karena Saat itu aku baru saja mendapatkan target sasaran baru, yaitu teh ninin. Pikirku saat itu. Bagiku sosok teh ninin itu bagaikan Asmirandah KW SUPER , Selain big boobs orangnya juga kalem. Tapi aku tidak menyangka saja kenapa harus bang tigor? Kenapa harus maling ayam itu? Sempat membuatku kesalnya bukan main. Kedua bola mata teh ninin yang melihat jendela mobilku dengan tatapan kosong menyiratkan sesuatu, Memanggil jiwaku , dan bertanya Ada apakah gerangan? . Secara tak langsung I feel pain from her Eyes.

Ketika sampai di villa keanehkan ku terasa ketika teh ninin hanya duduk di pojokan saja. Sementara itu bang ajib dan teh dewik sedang cekak-cekik menghisap bong sambil bercengkrama mesra. Aku sudah tidak peduli dengan teh dewik yang sudah melupakan ku akibat bujukan benda putih itu yang seketika membuat otaknya menjadi tak waras. Normalnya kalau sudah ke gep bohong, pastilah orang akan minta maaf . Bukan malah bersikap acuh. 

Aku mengajak teh ninin keluar villa meninggalkan pasangan yang mendadak menjadi gila itu. Ku ajak teh ninin masuk ke taman safari untuk sedikit menghiburnya...mungkin..Yang jelas aku tidak tau apa yang dia pikirkan dan belum pas timingnya jika aku menanyainya dalam kondisi seperti itu. Hingga Akhirnya aku pun dapat membuatnya tertawa ketika tanganku dijilati oleh impala. Ternyata wanita ini manis juga jika tersenyum yang membuat kedua bola mataku terasa teduh rasanya. Kupandangi sejenak kedua bola matanya itu hingga membuatnya bertanya? 

"Kenapa A?" Ucap tanya wanita itu dengan nada suara yang lembut
"Enggak, Aku lebih suka ngelihat kamu senyum" Ucapku yang sempat membuat ia salah tingkah

Sepanjang jalan yang dipenuhi dengan binatang membuat teh ninin nampak lebih rilex menikmati hiburan yang disajikan oleh jendela mobiku. Ketika sampai di taman hiburan safari aku mengajaknya keliling melihat aneka satwa dan reptile hingga menangkap tanganya dengan tanganku. Aku sempat membelai rambut hitam panjang lurusnya ketika kami menonton atraksi macan sumatera. Ketika itu Teh ninin sempat melihatiku dengan kedua bola mata yang penuh harap. Berharap menyampaikan sesuatu kepadaku, tapi ia enggan untuk menyampaikan pesan itu. Setelah atraksi selesai aku tidak mengajaknya jalan-jalan terlalu jauh lagi, karena kasihan juga dengan perut buncitnya itu. Sehingga kuputuskan untuk makan di restaurant yang agak sepi pengunjungnya.

Dan disinilah waktunya aku untuk mencari tau Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Jujur aku sama sekali tidak melihat sesuatu yang hitam dari sifat, gesture, maupun gelagatnya itu. Seperti ada sesuatu yang hitam mencontreng dirinya itu. Sambil menikmati hidangan restaurant yang cukup menggungah selera makan ku. Kubawa topik pembicaraan kita berdua kearah humor, basa-basi, hingga show time....Saatnya aku masuk kedalam emosinya.

"Kenapa bang tigor?" Ucapku dibalas dengan kedua bola matanya yang tiba-tiba saja berair
"Aku pingin cerita, tapi takut A" Ucap Balasnya
"AA kan temanya bang ajib" Imbuhnya
"Enggak kok teh, tenang aja. Aku bisa jaga rahasia kok"
"Kenapa teh? Udah-udah gak apa-apa" Ucapku duduk disebelahnya hingga mengelusi punggungnya.

Ketika teh ninin mulai tenang barulah ia mulai bercerita panjang lebar mengenai kehidupan gelap yang menerpanya. Wanita asli majalengka ini sebenarnya bekerja sebagai buruh pabrik di suatu perusahaan besar di kota depok. "Tadinya" . Suatu ketika ia menjalin hubungan asmara dengan seorang pria yang kukenal saat ini sedang teler di villa. Yap, bang ajib. Hubungan mereka berdua berjalan normal walaupun tiap malamnya mereka sering melakukan hubungan intim dengan menggunakan alat kontrasepsi/kondom. Pernah bang ajib memaksa teh ninin berhubungan intim tanpa menggunakan kondom. Tapi, karena belum siap kawin sehingga membuat teh ninin sering kali menolaknya. Hingga akhirnya teh ninin di buatnya tidak sadar dengan menggunakan obat dan dikeroyok ramai-ramai oleh teman-temanya itu. Ketika dalam keadaan setengah sadar , orang pertama kali teh ninin lihat adalah bang tigor yang sedang menyenggamai lubang kemaluanya itu dengan nafsu binatangnya. Ia pun juga ragu anak yang dikandungnya itu anak siapa? Karena tidak hanya bang tigor saja yang menikmati tubuhnya. Saat itu Ia juga tak tau dengan latar belakang bang ajib yang ternyata adalah seorang gembong narkoba. Sempat aku bilang "Kok enggak lapor polisi aja teh?" Ucapku. 

Teh ninin tidak berani melapor polisi karena posisinya saat ini sedang di ancam dengan komplotan gembong narkoba itu. Todongan pistol kearah kepalanya membuat teh ninin takut. Ditambah lagi ia malu dengan keluarga besarnya di majalengka jika tau saat ini ia sedang dalam keadaan hamil. Rasa malu yang tak tertahankan itu membuat teh ninin bungkam. Hingga saat ini ia sering diajak kesana -kemari oleh bang ajib untuk memuaskan nafsu pelangganya atau teman-temanya. Jika menolak? Bang ajib tak segan menondongkan pistol kearah kepalanya.

"Perek yah bang? hehe....lihat yah nanti. Rasa malu harus dibayar dengan rasa malu" Ucap takbir batinku saat itu. Kupeluk erat tubuh teh ninin berharap agar rasa sedih yang sedang meyayat hatinya itu berkurang , tak ada maksud apa-apa ataupun modus , pure rasa belas kasihku. Saat itu aku enggan untuk balik ke villa. Rasanya aku tak inggin teh ninin melihat bang ajib yang sedang asik menyetubuhi teh dewik. Sehingga kuputuskan untuk stay di mobil dan membawanya ke puncak pass . Aku sempat merokok di luar mobil sambil melihati pemandangan luas bukit cisarua. Sambil memikirkan "Apa aku sudah siap menjalankan rencana ku?" dan "Apa resikonya nanti?" 

"A...Dingin diluar " Ucap teh dewik
"Masuk A...temenin aku dimobil" Imbuhnya

Perasaan awkward sempat kurasakan ketika kami sedang diam mematung melihati orang-orang yang sedang cekak-cekik di luar sana sambil berfoto selfie. Kupegang erat tangan teh ninin hingga membuat kepalanya bersender di pundak ku dan saat itu juga aku mencuri bibir lembutnya itu. Kecupan lembut dari teh ninin membuat hatiku terasa bergetar hingga bibir kami berdua pun saling beradu nafsu. Rasa sayang yang berubah menjadi rasa nafsu yang saling berkecamuk membuatku menurunkan cumbuanku kearah batang lehernya hingga membuat teh ninin mendesah sambil mengigit gemas bibirnya. Menikmati sensasi pori-pori kulit batang lehernya yang sedang aku rangsang.

"Mau check in di hotel aja teh?" Ucap ajak ku menengahi birahi kami berdua
"Kok enggak balik ke villa A?" Jawabnya
"Enggak, Karena aku sayang sama kamu" Ucapku dibalas dengan tatapan kedua bola mata teh ninin yang meratapiku dengan penuh perhatian

Ketika sampai di kamar hotel kami pun langsung melanjutkan aktifitas tertunda kami dimobil hingga aku membuat teh ninin tiduran dengan pasrah menerima serangan mulutku. Kuciumi batang lehernya hingga membuat bibir manis tipisnya itu mendesah nikmat. Dress panjang loreng-lorengnya itu rasanya mustahil aku lucuti karena hampir menutupi seluruh bagian tubuhnya. Aku bahkan tidak menemukan kancing yang bisa aku buka. 

"Dilepas donk sayang.." Ucap bisik ku di telingganya
"Kamu juga" balasnya menarik bajuku sambil mengigit gemas bibirnya.

Aku pun melucuti seluruh baju dan celana ku 1 per 1 hingga membuat tubuhku telanjang bulat. Begitupula dengan teh ninin yang melucuti dress panjang yang sedang ia kenakan di hadapanku "Srett" Kedua bola mataku pun terbuka lebar ketika melihat tubuh setengah bugilnya itu dan perut buncitnya yang memiliki garis hitam khatulistiwa membelah pusarnya hingga bagian intimnya itu. 
"Enggak apa-apa nih teh?" Ucapku meyakinkanya yang dibalas kepalanya yang meneleng-neleng.

Kukecup perut buncitnya itu dengan lembut sembari menaikan kedua tanganku yang bergerak menyapu mengelusi kulit putih mulusnya itu, hingga merangsang kedua bola mata teh ninin yang terpejam dalam. Dari bagian pinggangnya, atas perutnya, hingga kedua buah dadanya yang masih tertutup dengan bra cream bermotif bunga-bunganya. Kuremas gemas kedua buah melon mudanya itu yang terlihat sesak dengan kedua tanganku sehingga perbuatanku itu membuat bibir manisnya mengeluarkan nada suara desah dengan kepalanya yang mendongak keatas. 

"Ssshhhh... bentar A...aku copot dulu" Desis teh ninin
"Nanti basah...." Imbuhnya
"Ouwwh Okay teh..." Balasku 

"Plas"Kedua bola mataku terbelalak ketika melihati kedua buah melon muda yang terlihat kencang nan berisi itu. Di tambah lagi dengan sebuah cairan putih yang menempel di kedua puting susunya yang berwarna hitam mengkerut itu. Tanpa ragu teh nnin langsung melepaskan Celana dalamnya hingga menyusulku yang sudah berada di atas ranjang dengan tatapan kedua bola matanya yang terangsang itu. Selangkanganya yang di tumbuhi hutan hujan itu membuatku terdecak kagum karena ia menyukurnya dengan bentuk persegi .Meskipun sudah di jebol oleh torpedo bang tigor, Bibir kemaluanya masih terlihat rapat dengan bentuknya yang masih seperti bujur lintang utara. Ketika ia mendekat ku dorong dagunya kearah wajahku hingga bibir kami berdua pun saling bertemu dan memadu kasih. Kecupan lembut dari bibirnya itu menandakan teh ninin menyukai permainan softplay dibandingkan dengan hardcore. Kuraba kedua buah dadanya hingga meremasnya dengan gemas sehingga"CRIT" Sebuah cairan berwarna putih membasahi dadaku dan tanganku. 

Kugiringkan sisa cairan putih susunya yang melumuri jemari tanganku itu , Menengahi aktifitas kecupan bibir kami berdua. Sehingga tercium sebuah aroma manis yang menyengat hidungku. Kujilati jemariku yang sudah dilumuri oleh sisa cairan putihnya itu sembari mencicipi dengan detail rasa cairan itu "Ouhhhhh....manis! Sama seperti orangnya" Ucap batinku. Teh ninin sempat melihati prilaku nakal ku itu hingga ia pun mengikuti lidahku yang sedang menjilati ASI miliknya itu dengan gerakan lidahnya yang menyapu air susunya sendirinya itu. 

"Enak teh" Ucapku yang dibalas dengan tatapan kedua bola matanya yang terangsang
"Amanda A...panggil aku amanda aja" Ucap teh ninin mencuri bibirku

Amanda? itukah namanya? Ahhh...indah sekali, sama seperti orangnya yang sedang mengecupi bibirku dengan lembut. Tubuhku terasa panas seperti sebuah oven yang mendidih , berharap batang jantan malangku yang sedang manggut-manggut ini masuk kedalam tempat yang seharusnya berada. Seolah-olah hati kami saling bersinkronisasi. Sambil mengecupi bibirku , amanda pun menunggangi selangkangan ku hingga mengarahkan batang jantanku kearah bibir kemaluan rapatnya itu. "SLEP". 

"Mmmmfmmm...." Gumam amanda memercingkan wajahnya

"OUuuhhhhhh....." Desahnya dengan kepala mendongak keatas ketika seluruh batang jantanku terbenam dalam menjeblos liang senggamanya

Ku sambut rengkuhan desahnya itu dengan bibirku yang mecumbui batang lehernya sehingga semakin membuatnya mendesah nikmat dengan kepala yang mendongak keatas. Sensasi remasan, hisapan, dan begitu basahnya lubang kemaluanya itu yang seakan-akan sedang membanjiri batang jantanku. Sempat membuat kedua bola mataku merem-melek menikmati ledakan birahi yang baru saja aku rasakan. Perut buncitnya yang berusia 8 bulan itu membuatku tak berani untuk menyodokan batang jantanku keatas. Sehingga yang aku lakukan hanyalah memandu pinggulnya memutar-mutar sambil menekan dalam pantatku menikmati sensasi rapatnya liang senggamanya itu, hingga kurasakan ujung batang jantanku hampir menyentuh mulut rahimnya. 

"Ouuhhhhrrr... Ssshhhh" Desah amanda dengan bibirnya yang bergetar dengan hebat
"Enak say?"Ucapku sambil membelai rambutnya yang dibalas anggukan kepalanya

Tidak seperti indah yang tersentak kaget, Amanda lebih menikmati sensasi rasa sakit bercampur nyilu itu dengan kedua bola matanya yang terpejam dalam . Hingga akhirnya tanpa kupandu , Pinggulnya itu pun bergerak sendiri menyelasarkan birahinya yang sedang naik ke puncak ubun-ubun. Tak lama kemudian Amanda menggerakan liar pantatnya memutar-mutar tak terkendali sembari melumat bibirku dengan kecupan bibir manisnya. Ku ajak ia melakukan sensasi french kiss , menggeliatkan lidahku mengobok-obok mulutnya sehingga membuat kedua bola matanya menukik memutih. Menikmati 2 daging tanpa tulang yang sedang bergeliat di mulut bagian atasnya maupun bagian bawahnya. Kuremas payudara bulat pulenya itu dengan tanganku sehingga membuat kedua puting susunya yang mengacung tegak itu menyemburkan cairan berwarna putih kearah dadaku hingga wajah kami berdua. 

"Ssshhh..A....jangan di remes...." Ucap manja amanda sambil mengigit gemas bibirnya
"Iyahhh...maaf yah"Balasku
"Di isep A......Sshh...isepin" Ucap desis amanda dengan tatapan kedua bola matanya yang terangsang

Sambil melirik amanda yang sedang melihatiku dengan wajahnya yang terangsang. Kuarahkan bibirku menuju daging hitam mengkerutnya itu yang mengeluarkan tetesan air yang berwarna putih susu. "SLURRRPPPS" Kuhisap kencang puting susu kananya hingga membuat amanda berdesis nikmat. "Syurr" Kurasakan begitu manisnya ASI miliknya itu yang membasahi kerongkongan ku yang amat kering. Kutambahkan tenaga sedotanku hingga membuat amanda semakin mendesis nikmat dengan kedua bola matanya yang merem melek. "Glup..Glup" Ouhhh begitu segarnya rasa ASI miliknya itu yang tak bosan kuminum sambil menikmati goyangan pantat amanda yang maju-mundur menggesek batang jantanku. Inikah rasa cairan putih yang kuidam-idamkan di kedua puting susu indah yang seperi biji melinjo itu? Jika begini rasanya. Aku tak rugi menghamilinya. Dari puting susu sebelah kanan kuhisap puting susu sebelah kirinya hingga kurasakan derasnya ASI amanda yang membasahi kerongkonganku.

Kugiringkan sisa ASInya miliknya itu dari mulutku kearah mulutnya hingga membuat amanda menelegup ASInya sendiri dengan kedua bola matanya yang terpejam dalam. Ahhh rasanya begitu asik sekali melakukan perbuatan nakal itu hingga membuat kedua bola matanya menukik memutih ketika lidahku bergeliat nakal dengan lidahnya sambil menggiringkan sisa ASI nya itu yang bercampur dengan air liurku. Goyangan pantat bahenol amanda semakin tak teratur , mengaduk-aduk batang jantanku yang sedang mengkadut-kadut di dalam lubang kemaluanya itu.Perut buncitnya yang bergerak mengikuti goyangan pantatnya itu sempat membuatku kawatir dengan isi didalamnya. Semakin kuhisap kencang puting susunya semakin membuat amanda mengaduk-adukan pantatnya dengan liar hingga akhirnya....

"Aa-a--ah....OOo-ooouhh.." Desah terpatah-patahnya hingga membuat tubuh moleknya itu jatuh dalam dekapanku

Kurasakan sebuah cairan hangat mengguyuri batang jantanku yang sedang bersembunyi didalam lubang kemaluanya itu. Amanda Orgasme. Deruh nafas amanda dan tubuh moleknya yang berkeringat itu menandakan ia sudah K.O. Kubelai sayang rambut panjangnya itu hingga membuat kepala amanda semakin membenam dalam di dadaku. Kuelus punggung putih mulusnya itu hingga menaiki sebuah bukit kembarnya yang bahenol itu. Kuremas bongkahan pantatnya dengan tanganku sehingga membuat amanda bangkit lagi hingga mencuri bibirku, mengajak lidahku berpagutan dengan lidahnya. Tak sengaja aku menghentakan pantatku keatas hingga membuat amanda tersentak kaget akan perbuatanku itu.

"Sorry sayang..." Ucapku dibalas kepalanya meneleng-neleng
"Sshh...pelan-pelan A" Balas amanda dengan kedua bola matanya yang terpejam dalam

Kuluapkan nafsu yang semakin lama membuat tubuhku terasa panas seperti oven ini dengan menggerakan pantatku naik-turun perlahan-lahan hingga menekan dalam keatas menelan selangkangan amanda. Menikmati sensasi dalam batang jantanku yang sedang menyentuh mulut rahimnya itu. Kurasakan tiap gesekan dinding lubang kemaluanya itu yang semakin menghimpit batang jantanku. Hingga membuat libidoku terasa tertelan didalam lubang sempit nan peretnya itu. Kupompa lubang kemaluan amanda dengan gerakan pantatku yang menggesek-gesek menelan selangkanganya yang diringi dengan deruan nafasku yang semakin lama semakin bergetar hebat menahan luapan gejolak cairan kental yang sebentar lagi akan mencuat keluar. Hingga akhirnya....

"CRUT...CRUT...CRUT" 

"Ouuhhhhhh....mmmmm..." Desah amanda yang sedang menikmati cairan maniku yang sedang membasahi dinding kenyalnya itu.
Kunikmati tiap kedutan batang jantanku yang sedang memuntahkan cairan kentalku yang sedang mengguyuri mulut rahimnya itu. Klimaks yang kuberikan kepadanya membuat dadanya kembang-kempis hingga membuat puting kanan amanda "CRIT" memuncratkan ASI kearah wajahku yang kususul dengan mulutku yang mengkenyot-kenyot puting susunya, berharap agar cairan surga itu menghapus dahagaku.

Malam panjang itu kami hanya bermain 1 gaya bersenggama. Karena aku masih takut menggunakan gaya lain yang dapat membahayakan perut buncitnya itu. Ketika kami saling bercengkrama mesra. Kami sempat mengobrol panjang lebar seputar life hingga bermesra-mesraan. Ninin adalah nama sebutannya dan kuketauhi nama aslinya adalah N** Amanda R***ta , Sungguh nama yang indah sama seperti orangnya. 

Keesokan Harinya aku menjemput bang ajib dan teh dewik yang sedang dalam keadaan telanjang bulat di ruang tamu. Pagi itu aku melihat teh dewik sedang asik menunganggi selangkangan bang ajib sambil menghisap bong/alat hisap sabu. Kutegur mereka berdua untuk lekas cepat beres-beres tanpa memperdulikan posisi mereka berdua yang sedang asik. Aku sungguh menyesalkan teh dewik yang sifatnya itu tak lebih dari seekor binatang yang mendewakan benda putih itu. Kutunggu mereka berdua diluar sambil menemani amanda di mobil , Aku tau bang ajib memiliki libido kelas teri pasti tidak akan bertahan lama. Setelah mereka usai mengumbar nafsu syhawat, bang ajib sempat menagih uang kepadaku. WHAT THE FUCK? Uang apa? yang ternyata biaya sewa amanda sebesar 1 juta. 

"Bang kita enggak ngapa-ngapain kok" Ucap amanda membela ku
"AH, Jangan bohong kauuuu..." Balas bang ajib dengan nada suara gemas hingga menjambak rambut amanda dari belakang
"Yah..yah bang.. OK...ok saya bayar nanti. Saya udah pakai amanda jalan-jalan seharian..yah yah saya bayar" Ucapku sambil menyungingkan senyum asam
"Nah, begitu laik...cepat-cepat lah kau bayar...aku lagi cekak hari ini" Ucap bang ajib


HAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAAHAHHAHAHA..... ANJING. KONTOL...(*^^&(*)()_(^&^$^#$% ! TUNGGU YAH NJING! Kebebasan yang kamu nikmati sekarang itu Ibarat seperti api yang melahap kayu bakar. Tunggu saat kayu itu berubah menjadi Abu, Apa kamu masih bisa melihat api itu lagi? Aku rasa tidak.