Minggu, 26 Juni 2016

Nafsu Birahi Citra 2

Nafsu Birahi Citra part 3 | Perselingkuhan Yang sesungguhnya
***


JGREK JGREEK JGREK.... 
Dengan kekuatan penuh, Pak Utet berusaha menyalakan mesin motor tuanya. Kaki rentanya berulangkali menendang pedal starter motornya kuat-kuat, berharap mesin motor bututnya dapat segera menyala.

JGREK JGREEK JGREK.... 
BRUUUUMMMM BRUUUUMMMM...

"Semangat amat pak..?" Tanya Bu Ratmi, istri Pak Utet, "Nendangnya jangan kenceng-kenceng, eling encoknya, ntar malah kambuh lagi... hihihihi..."
"Hak hak hak...Bu'ne-bu'ne... Wong wes jelas keliatan sehat gini kok encok'an..."
"Hari ini berangkat kerja bareng Neng Citra lagi pak?" Tanya Bu Ratmi lagi sambil menunggingkan pantatnya, mencantelkan bekal Pak Utet, gorengan pisang di gantungan motornya. 
"Ho'oh Bu'ne..."
"Kok pagi-pagi kamu udah ngaceng aja pak'e?" 
"Hah...? Ngaceng...? Mana...?" Tanya Pak Utet pura-pura tak tahu.
"Niiiihhhh..." Jawab Bu Ratmi ketus sambil meremas penis besar suaminya dari luar celana, "Kamu ngaceng mbayangin Neng Citra ya...?"
"Hak hak hak ...Mbayangin Neng Citra piye toh? Aku itu ngaceng karena liat bokongmu kuwi loh Bu'ne... Nyangkutin makanan aja sampe nungging-nungging gitu... Semok montoknya pengen dicoblos... "
"Beneran pengen nyoblos...?" Tanya Bu Ratmi Manja, "Nih kalo mau nyoblos... " Goda Bu Ratmi sambil mengangkat belakang dasternya tinggi-tinggi sampai kebatas pinggul. Memamerkan kemulusan pantat bulatnya yang berwarna coklat menggoda.
"Heeeh.... Kok nggak pake kancut kowe bu.."
"Hihihi... Ben gampang kalo mau nyoblosnya pak... Yuk buruan..."
"Kowe iki loh.. Masih diteras kok malah buka-buka daster.. Ntar ada yang liat loh...."
"Haadeeehhh... Nggak bakalan ada kok.... Khan ini masih subuh... Wes ayo buruan dicoblos... Aku wes siap..." Kata Bu Ratmi yang semakin menaikkan dasternya sambil merentangkan pahanya lebar-lebar. Sengaja memamerkan lubang pantat dan vaginanya yang ditumbuhi rambut lebat.

Karena posisi garasi motor Pak Utet ada di halaman samping rumah, Bu Ratmi sama sekali tak merasa risih untuk membuka baju. Terlebih dihalaman itu juga terdapat toko kelontong yang berpagar spanduk, membuat mereka berdua merasa aman untuk melakukan persetubuhan diluar ruang.

"Hak hak hak.... Gatel banget kowe Bu'ne...?"
"Laaaah... Khan ama suami sendiri gatelnya....Weeeekkk" Ejek Bu Ratmi, "Wes pak... Ayooo.." Ajak Bu Ratmi menggandeng pergelangan tangan Pak Utet ke arah kursi bambu di samping pintu toko.

Tanpa basa-basi, Pak Utet langsung meladeni permintaan istrinya. Ia lalu mematikan mesin motornya dan menurunkan resleting celananya. Dengan nafas menggebu karena nafsu, Pak Utet segera mengeluarkan penisnya yang sudah mengacung keras dan meminta Bu Ratmi yang sudah duduk di kursi bambu untuk menghisapnya. 

Mengerti permintaan suaminya, Bu Ratmi segera membuka mulutnya dan mulai menghisapi penis Pak Utet. "Sluuurpp.. Kontolmu memang besar banget pak..." Puji Bu Ratmi. Walau sudah menikah lebih dari 10 tahun, Bu Ratmi tetap saja kagum akan kebesaran penis suaminya. Ia bahkan sering memamerkan kehebatan suaminya diranjang kepada rekan gosipnya.
"Kontol kaya gini nih yang selalu bikin wanita tergila-gila... Sluuurrpp..." Kata Bu Ratmi tante sambil terus menjilati dan mengocok penis Pak Utet
"Wuenak banget Bu'ne.."

Bu Ratmi lalu menurunkan tali dasternya dan mengeluarkan payudara besarnya yang berwarna sawo matang. Dengan ganas, Bu Ratmi lalu menggosok-gosokkan penis suaminya di payudaranya. Melumat lembut batang kebanggaan suaminya itu dengan daging bulatnya. 
"Ouuuugh.. Bu'neeeee.. Nikmat bangettt...." Desah Pak Utet sambil bersandar memegangi dinding toko. 

Tiba-tiba Bu Ratmi menghentikan kegiatannya, ia lalu merebahkan diri di atas kursi mambu lalu mengarahkan penis Pak Utet ke vaginanya.
"Wes... Ayo Pak....Cepet... Entotin aku pak..." Kata Bu Ratmi tak sabaran.

Tanpa diperintah lagi, Pak Utet langsung menancapkan kepala penisnya dibibir vagina Bu Ratmi.
“Oooughh..”, teriak Bu Ratmi.
“Kenapa Bu'ne..?”.
“Enak pak.... Penuh banget.... Wes... Ayo terusin..”

Melihat istriny merem melek keenakan, Pak Utet kembali menusukkan kepala penisnya. Perlahan, kepala penis itu mulai menyeruak masuk ke dalam vagina Bu Ratmi.
“Sakit nggak Bu'ne...? Sempit tenan tempikmu...”
“Nggak pak.. Terusin saja.... Oough..Terus pak..Ooughh...”.

Tak lama, batang penis Pak Utet akhirnya dapat terbenam seluruhnya, hanya menyisakan kumpulan rambut keriting kelamin mereka.
"Goyangin kontolmu pak... Ayo disodok-sodok..."

Perlahan tapi pasti, pak Utet mulai menggerakkan pinggulnya. Menarik dan mendorong penisnya ke dalam vagina Bu Ratmi yang berjembut lebat. Semakin lama, sodokan pinggul Pak Utet semakin cepat, menusuk dan mencabut vagina legit istrinya. 

“Oughh paak... Teruuusss..."
"Hoooohhh.... Wenak Bu'ne...?" 
"Wuenak banget paaakkk... " Kata Bu Ratmi sambil merem-melek.
"Hak hak hak.... "
"Ojo keluar duluan ya pak..." Tambah Bu Ratmi sembari meremasi payudaranya. 

Melihat Bu Ratmi meremasi payudaranya, membuat pak Utet tiba-tiba teringat kepada Citra Agustina, istri Marwan. Walau payudara 36B milik istrinya yang tak semulus dan sebesar payudara Citra yang 36D, tetap saja mampu membuat Pak Utet kesetanan. Setiap kali daging bulat itu bergoyang seiring sodokan batang penisnya, Pak Utet meremasnya keras-keras.

"Uuuuhhh.... Paaakk... Sakiittt... " Jerit Bu Ratmi.

Mendengar istrinya kesakitan, Pak Utet seperti semakin kesetanan. Ia semakin mempercepat gerakan badannya. Maju mundur maju mundur. Dengan buas, lelaki tua juga menciumi puting payudara istrinya yang berwarna coklat kehitaman itu.

“Ough... pak... " Tiba-tiba Bu Ratmi menarik tubuh Pak Utet supaya mendekat ke badannya, "Paaakk...aku mau muncrat pak.... 

Melihat istrinya kelojotan, Pak Utet semakin mempercepat gerakannya. 

CLOK CLOK CLOK CLOK
Suara persetubuhan kelamin mereka terdengar begitu basah dan nyaring.
CLOK CLOK CLOK CLOK

"OOOOooooohhhhhhggg paaaaakkkk.... Aku muncrat paaakk... Kontolmu bikin tempikku enaaaak banggetttt... Terus paaakk... Goyang teruuuss..." 

CREETT CRETTT CREEETT...

Tak perlu waktu lama, Bu Ratmi tenggelam di dalam orgasmenya. Meninggalkan Pak Utet jauh dibelakang.

"Hak hak hak.... Wes muncrat Bu'ne...? Wes puas...?"
"Hihihihi....Ho'oh pak... Nih coba kowe rasain pijetan tempikku...." 
"Hak hak hak... Hiya... Meres banget ngurutnya..."
"Hihihihi... Makasih yo pak... Kowe mesti iso bikin aku puas pak..."
"Yowes kalo gitu... aku berangkat kerja dulu yaaa.." tanya Pak Utet yang buru-buru mencabut penisnya yang masih keras dari vagina istrinya.

PLOOP

"Sssshh....... Looohhh.... Kowe nggak mau muncratin pejuhnya sekalian pak...?"
"Nggak ah Bu'ne... Ntar kalo aku muncrat, siangnya pasti ngantuk..." Kata Pak Utet beralasan.
"Ntar kentang looohhh....?"
"Hak hak hak... Khan bisa nanti sore lagi..."
"Yowes kalo gitu... Sini aku jilatin dulu deh... Biar bersih..." Kata Bu Ratmi yang tanpa membetukan dasternya yang terbuka dibagian dada, buru-buru duduk dan menjilati penis suaminya.
"Pak...."
"Hmmmm...."
"Bener tadi kowe ngaceng bukan gara-gara mbayangin Neng Citra...?
"Haaaah...? Kok kowe mikirnya gitu..?"
"Ya kali ajah kowe kepincut ama Neng Citra... Dia khan cantik, putih, seksi, mulus, semok... Pokoknya aku ngerti lah pak wanita kesukaanmu.."
"Owalah... Hak hak hak... Cuman lelaki HOMO Bu'ne, yang nggak ngaceng kalo mbayangin Neng Citra..."
"Paaak'eee..." Potong Bu Ratmi manja sambil menggigit batang penis Pak Utet.
"Iiii... iyaaa iyaaa ampuuunnnn.... Hak hak hak ..." 
"Awas yaaaa... Jangan main-main ama dia..."
"hak hak hak... Kowe ngomong opo toh Bu'ne....Kowe khan ngerti, tak ada wanita lain yang lebih cantik daripada dirimu...."
"Gombal.... Awas aja loh ya kalo macem-macem ama wanita lain. Aku bakal potong kontolmu ini loh, biar ga bisa ngaceng lagi... " Kata Bu Ratmi sambil meremas kantong pelir Pak Utet yang mengantung lemas itu keras-keras.
"Uuuugghh ngilu.. Yakin mau motong kontol aku...? Ntar memek gatelmu nggak ada yang nggarukin lagi loh...?"
"Hihihihi... Iya juga ya..."
"Hak hak hak... Kowe tuh ada-ada aja, wanita secantik Neng Citra, mana mau ama kakek-peyot renta kaya aku bu... Ngimpi... Hak hak hak...
"Ya intinya aku nggak mau pak'e jadi berpindah kelain hati.... " Kata Bu Ratmi manja.
"Hak hak hak... uwes-uwes, ojo guyon wae... Ntar malah aku jadi makin telat iki...".
"Ojo ngebut" Pesan Bu Ratmi.
"iyooo..."
"Ojo balapan"
"Ho'ooohh..."
"Ojo ngajak boncengannya mampir mampir..."
"Hehehe..."
"Laaah... Malah nyegir-nyengir... Beneran ini pak'e... Kamu jangan macam-macam ama istri Mas Marwan kuwi loh yaa..."
"Iyeeee... Bu'ne-ku saaaayaaaannggg...."
"Pokok'e.... Sing ati-ati dijalan ya Pak'e..." 

Dengan wajah ceria, Pak Utet memberikan kecupan sayang ke dahi istrinya. "Doain aku biar hari ini selamat sampe kantor ya Bu'ne... Aku jalan dulu..."

Secepat kilat, Pak Utet buru-buru memutar tuas gasnya dan memacu motor tuanya secepat mungkin ke rumah Citra. Bak pembalap profesional, semua tikungan jalan ia libas degan mudah. Sehingga tak lama kemudian, lelaki tua itu sudah berasa di rumah kontrakan Citra. 

Tanpa Bu Ratmi ketahui, sudah hampir seminggu ini Pak Utet bermain api dengan istri Marwan. Dan sudah selama itu pula penis besar suaminya sering bersarang dan memuntahkan benih cintanya kerahim Citra. Berangkat ke kantor bareng hanyalah sebuah kedok abal-abal yang digunakan pak Utet dan Citra untuk mengelabui orang-orang sekitar mengenai kedekatan hubungan kelamin mereka. 

Begitu pula dengan Marwan, selama ini ia tak mengetahui jika istri tercintanya telah bermain serong dengan seorang office boy kantor. Yang ia tahu hanyalah, demi menghemat pengeluaran bulanan, Citra merelakan dirinya berpanas-panas naik motor tua untuk bisa berangkat pulang bersama seorang lelaki tua. Marwan tak tahu jika selain itu, Citra juga merelakan tubuh dan aurat tubuhnya untuk dinikmati lelaki berpenis besar itu.

"Selamat pagi Mas Marwan... Neng Citranya ada?" Ucap Pak Utet sopan sambil memarkir motor tuanya dihalaman rumah Marwan..
"Ehh... Pak Utet... Pagi Pak... " Jawab Marwan, "Bentar ya pak... Sepertinya Citra baru mau mandi... Sayaaaanggg... Buruan mandinyaa... Pak Utet udah datang niihh..." Teriak Marwan lagi.
"Udah-udah nggak apa-apa mas... Santai saja..."
"Citra mah kalo mandi memang lama banget...."
"Hak hak hak... Biasa itu mas... Semua wanita memang seperti itu..." Kata Pak Utet,"Eh iya mas... Ini ada gorengan dari istri saya, lumayan buat sarapan..."
"Wuuuaaaah kebetulan pak ... Makasih banyak pak, udah mau repot-repot terus tiap pagi.... Hehehe..."
"Hakha hak... Ah, hanya pisang goreng aja kok mas.... Nggak usah terlalu dibesar-besarkan..
"Hehehe... Makasih banyak ya pak..... Yaudah... Masuk aja pak... Tunggu di dalam..." Kata Marwan mempersilakan tamunya masuk, "Saya mau beli rokok dulu diwarung depan..."

Melihat Marwan berjalan menjauh dari rumah dan meninggalkan istrinya mandi sendirian, tiba-tiba muncul pikiran iseng di otak Pak Utet. Alih-alih menunggu Citra selesai mandi, Pak Utet malah ingin ikut mandi bareng. Dan segera saja ia menuju kamar mandi, lalu mengetuk pintunya pelan.

TOK TOK TOK

"Yaaa masss... Masuk ajaa... Nggak dikunci kok..." Kata Citra lantang dari dalam kamar mandi. Tak lama, pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan sesosok wanita yang sedang telanjang bulat dengan rambut penuh busa. 

Rupanya pagi itu Citra sedang keramas. Dan karena rambutnya penuh busa, Citra tak mampu melihat ke arah Pak Utet berdiri. 

Celingukan, Pak Utet memperhatikan kondisi sekitar. "Aman..." Buru-buru ia masuk ke dalam kamar mandi, melepas semua bajunya, dan menggantungkannya di pintu kamar mandi. 

"Kamu mau ikutan mandi mas...?" Tanya Citra. Rupanya ia masih belum sadar jika lelaki yang masuk kedalam kamar mandinya itu bukanlah suaminya " Pak Utet ditinggal diluar ya..?"

Tanpa menjawab apapun, Pak Utet langsung mendekat ke tubuh basah Citra, lalu meraih payudara Citra yang menggantung basah dari belakang. Dan dengan penis yang sudah mulai berdiri, Pak Utet menempelkannya ke belahan pantat Citra sambil menciumi tengkuk wanita cantik itu.

"Uuuhh... Mas.... Nafsu amat.... " Kata Citra yang merasa penis lelaki yang ada dibelakangnya mulai menyelip ke dekat bibir vaginanya.
"SLUURRPP... SLUUURRRPPPP" Jilat Pak Utet pada tengkuk leher Citra sambil sesekali menggigitnya pelan. 
"Ssshh... Tumben tititmu pagi-pagi udah keras dan gini mas... Uuuhh..." Desah Citra sambil mulai memaju mundurkan pinggulnya, "Jadi bikin adek sange mas..."

BYUUUURRR....
Dengan santai, Citra mengguyur rambut panjangnya, membuat busa-busa shampo terbilas habis. Lalu dengan sekali seka, ia singkirkan rambut-rambut yang menutup wajahnya, dan menengok kebelakang.

"Pak Utet...?" Ucap Citra kaget 
"Pagi Neeeng Citra Agustinaku sayaaang..." panggil Pak Utet dengan nada manja.
“Looohhh... Kok...?... Bapak ngapain masuk kesini? Mas Marwan,...?
"Hak hak hak... Santai saja Cah ayu.. Suamimu sedang ke warung depan buat beli rokok.."
"Tapi tapi... Bukan berarti bapak bisa masuk kekamar mandi seenaknya begini Paak..."
"Habisan ada yang kangen nih... Hak hak hak" Kata Pak Utet sambil kembali menggesek-gesekkan batang penisnya di belahan pantat Citra.
"Idihhh.... Pantesan kok aku ngerasa titit mas Marwan agak gedhean.... Eh ternyata itu tititnya Pak Utet..."
"Titit...? Titit mah punya laki kamu Neng... Kalo segede gini mah namanya KONTOL... Hak hak hak..." 
"Eh iya bener... Si KONTOL MESUM... hihihihi..." Ucap Citra sambil tertawa, segera saja, iapun langsung berjongkok dihadapan selangkangan Pak Utet dan mulai menciumi serta mengocok penis lelaki tua itu, "Khan kangen yang itu bisa dilakukan dikantor pak... . Tapi nggak apa-apa deh, mumpung pagi ini aku belum dapet enak dari suamiku...hihihi..."
"Dasar bini gatel... hak hak hak..."
"Gatel minta digaruk kontol lelaki lain ya pak... Hihihihi... Ya sudah... Sini masukin..."

Segera saja, Citra langsung berdiri dan membalikkan badan. Sambil berpegangan pada bibir bak mandi, ia menunggingkan pantatnya, menyajikan vaginanya untuk disetubuhi lelaki tua ini.

Tanpa basa-basi lagi, Pak Utet mendekat maju dan menyibakkan kedua belahan pantat Citra sambil mendekatkan kepala penisnya yang sudah menegang ke vagina Citra. Karena tubuh Citra sudah basah karena guyuran air, tak sulit bagi Pak Utet untuk dapat menyarangkan kepala penisnya masuk kedalam vagina Citra.

CLEEEEPP

"Uuuuhhh.. Enak banget pak..." Desah Citra keenakan, "Ayo masukin terus pak ... Sodok yang dalam..."
"Hak hak hak... Sabar Neng... Udah gatel banget yak memeknya..?"
"Hhhhssss.... Iya pak... Ayo buruan sodok memek aku..."
Hak hak hak...Yaudah... Bapak masukin semua yaaa.." Tanya Pak Utet basa-basi, "Niiihhh...."

SJLEBBB

Benar saja, tanpa menunggu lama, Pak Utet langsung melesakkan batang penisnya dalam-dalam. Membuat citra terhempas keras menabrak bibir bak mandi..

“Ooouugg... Pak... Sssshhhhh..... Besar banget... " Desah Citra.

Walau sudah hampir seminggu penuh, vagina Citra ini Pak Utet bongkar setiap hari, selalu saja ia mengalami kesulitan untuk dapat langsung memasukinya dalam-dalam. " AAaaaAhh pelan-pelan pak... Biarin memekku melar dikit...... Sakit..pak...
"Hak hak hak... Tadi katanya buruan masukin, sekarang minta pelan-pelan... "Goda Pak Utet, " Uuuuhhh... Uuuuhhh... Uuuuhhh..." Tambahnya sambil mendorong-dorongkan kepala penisnya dengan paksa. 
"Sssshhh... Pelan pak... Sakiitt...."
"Memek kamu memang hebat Neng.. Padahal udah tiap hari bapak sodok sodok... Eh masih saja peret gini.... Sempitnya memekmu kaya memek perawan ajah..." Heran Pak Utet, "Peret banget... Uuuuhhh... Uuuuhhh... Uuuuhhh..." Sodok Pak Utet keras.
"Ooohhh... Pak... Pelan pel.... laaannn....Ngiluuuu..."
"Hak hak hak... Baru masuk setengah nih Neng... Uuuuhhh... Uuuuhhh... Uuuuhhh..." Tak peduli omelan Citra, Pak Utet terus saja menyodokkan batang penisnya keras-keras. Bahkan saking kerasnya, terkadang batang penis itu terlepas keluar dan menjelepat kesana kemari.
"Peret banget neng... " Raung Pak Utet, "Bentar bapak punya ide... " Kata lelaki tua itu yang tiba-tiba menarik setengah penisnya yang baru saja masuk secara tiba-tiba.

PLOP
"Uhhh... Paaaakkk... Kok malah dicabut..." Desah Citra.

Buru-buru, Pak Utet berjongkok dibelakang pantat Citra, dan tanpa merasa jijik, ia segera menjilati vagina citra dari belakang.

"Ooohhh.... Paaak... Geliiii...."
"Juuuh... Sluuurpp... Juuuuh.... " Suara Pak Utet setiap kali ia menjilati vagina Citra, "Juuuhhh... Biar licin Neng..." Kata Pak Utet. 

Berulangkali, lidah Pak Utet menggelitik bibir vagina Citra, membuat istri Marwan ini menggelijang keenakan. 
"Ooohh.. Pak... Udah udah, ayo masukin pak..." pinta Citra sambil menarik-narik rambut Pak Utet supaya segera menyetubuhinya
"Slluuurrpp... Clep clep clep... Sluurp..." Tak menggubris, Pak Utet terus menjilat dan mencolok-colokkan lidahnya ke vagina Citra dalam-dalam. Membuat Citra semakin mengejan-ngejan tak karuan.
"Ohhh... Oohhh... Pak... Aku mau keluar, pak pak... Aku mau keluar..."

Dan tak lama kemudian tubuh Citra mulai bergetar, ia mulai dilanda gelombang orgasme.
"Paaaakk.... Aku keluaarrr... Paaakkk...."

CREEET CREEET CREEET 

Begitu melihat vagina Citra berkedut hebat dan mengeluarkan cairan kenikmatannya, buru-buru Pak Utet berdiri lalu langsung menyorongkan batang penisnya dalam-dalam. Citra yang tak siap akan sodokan batang penis Pak Utet ketika ia sedang orgasme langsung gelagapan. 

"Oooouuuuggghhh... Paaaaakkk... Ampuuuunnnn..." Teriaknya
"Hak hak hak... Naaahhh... Ini baru enak rasanya neng... Uuuhh... Uuuhh... Uuuhh..." Erang Pak Utet sambil terus melesakkan penisnya, ia sama sekali tak membiarkan Citra berlarut-larut terlena dalam gelombang orgasmenya.
"Sempit bangeeeet Neeeng..." raung lelaki tua itu sambil terus menerus menusukkan penisnya dalam-dalam.

Karena Pak Utet begitu keras memaksa penisnya untuk dapat terbenam seluruhnya kedalam liang vagina Citra, kepala wanita cantik itu sampai terlonjak-lonjak. Supaya tak jatuh, Citra berpegangan ke bibir bak mandi. Hingga akhirnya, 

SLEEEBB
Vagina mungil citra berhasil menelan batang penis Pak Utet. Dengan mata terpejam, dan menggigit bibir, citra berusaha menyuruh otot-otot vaginanya segera beradaptasi terhadap penis besar yang bersarang diliangnya. Karena ia tahu, sebentar lagi penis itu bakal mengaduk-aduk rongga vaginanya.

"Ooohhhsss.... Huenaknyaaaa Neeeeennggg..... Hangat banget"
"..." Citra tak mampu berkata apa-apa lagi. Ia hanya terdiam sambil berusaha menikmati sisa-sisa orgasmenya, sambil bersiap-siap menghadapi goyangan Pak Utet lebih lanjut.

Dan benar seperti apa yang ia kira, dengan kecepatan super cepat, Pak Utet mulai membombardir vagina montok citra.

CLOK CLOK CLOK

"Aah...Ahhh... Aaahhh.... Paaak... Ampuuunnn..." Jerit Citra tiba-tiba, "Sakiiittt..."
"Hak hak hak... "Tawa Pak Utet bangga, "Nikmatin aja Neeeng... Nggak usah dilawan..".
"Aaah... Aah.. Aah... Ampuuun paaakkk..."
"Huenaaak gini kok minta ampun Neng...?" Goda Pak Utet sambil mulai meraih payudara citra yang berguncang hebat "Bapak bakal sodok memek legitmu sampe abis Neng..."
"Aah.. Aah... AaaaAAAAaaah..." Jerit citra setiap kali pinggul lelaki tua itu berhasil menghantam pantat semoknya. 

Walau sakit, citra merasa sebuah kenikmatan yang agak berbeda pada persetubuhan terlarangnya pagi ini. Di tengah-tengah sisa kenikmatan orgasme yang baru saja ia rasakan, ia juga merasakan gelombang orgasmenya akan datang lagi. Dan ternyata, tanpa disadarinya, Citra ternyata mulai menyukai percintaan dengan cara kasar seperti ini. 

"Ssshh... Paaakk...."
"Ya Neenng...?"
"Terus pak... Sodok yang kenceng..."
"Bener....? Tadi katanya sakit...?"
"Hihihi... Habisan henaaaakk....." Pintanya manja. Sadar jika dirinya mulai menikmati perlakuan kasar Pak Utet, citra pun bertingkah semakin binal.
"Masukin terus pak... sodok terus sampe mentok abis... Sodok memekku yang kenceeeng pak.... Memek aku sudah gatel banget pengen dientot kontol besarmu pak."
"Hak hak hak.. dasar bini gatel..."goda Pak Utet, "NIHHH RASAAIINN..." Sentak Pak Utet.

CLOK CLOK CLOK

Sentakan demi sentakan pinggul tua Pak Utet begitu keras menghajar vagina citra, menghantarkan gelombang kenikmatan citra semakin mendekat. Namun, gelombang ini tak seperti yang citra rasakan sebelumnya, gelombang orgasme ini agak aneh, terasa lebih panas, lebih kuat dan lebih dahsyat. 

CLOK CLOK CLOK

"Nih.. Rasaain.... Mampus memekmu Neng... Mampus..." Kata Pak Utet menghajar vagina mungil citra keras-keras dengan penis besarnya.
"Oooohhh... Pak ... Entotin memek aku paaakk.... Teruuusss.... "
"Nih...Nih.... Rasain...." 
"Sssshhh paaaakkk... Teruuuusss paaaakkk... Aku mau keluuuuaaaarrrr...."
Menyambut orgasme barunya, otot-otot vagina citra terasa seperti ngilu, dan panasnya terasa hingga ke rahim. Gelinya menggelitik sampai ke sekujur badan, hingga membuat bulu-bulu tubuhnya merinding. Panas, panas dan semakin panas. Hingga akhirnya, vagina citra merasa ingin buang air kecil. 

"Oooohhh.... Paaaakkk stttoopppppp.... Aku mau piiipiiiiisssss....." Jerit Citra yang tiba-tiba kelojotan hebat. Tubuhnya mengejang dahsyat, hingga terlonjak-lonjak kedepan, menabrak dinding bak mandi.
Vaginanya berkedut dengan hebat, jauh lebih hebat dari sebelumnya. Sampai-sampai menyemburkan cairan bening ke segala arah.

CREEET CREEET CREEET CREEET CREEET CREEET 

"Hak hak hak... Ternyata kamu bisa muncrat juga Neng.... Hak hak hak... " Kata Pak Utet sambil terus menerus menggenjot vagina citra keras-keras. 
"Ampuuun paaaakkk... Stooooppp... aku nggak kuat lagi paaak... " pinta citra sambil mencoba menikmati orgasme barunya. 

Namun, Pak Utet sepertinya ingin menyiksa citra lebih jauh lagi. Melihat wanita yang ada didepannya udah menyerah tanpa syarat, Pak Utet menjadi semakin beringas. Ia semakin mempercepat sodokan penisnya ke vagina gundul itu. 

CLOK CLOK CLOK

Kocokan penis Pak Utet terlihat begitu cepat. Sangat cepat. Terlebih karena vagina citra baru saja orgasme, membuat penis Pak Utet semakin semena-mena, mengocok vagina mungil citra hingga berbusa. Tangan lelaki tua itupun semakin ganas, menarik-narik payudara citra kebelakang bak tali pelana, membuat citra seperti kuda balap yang sedang dipacu jokinya dalam kecepatan tinggi. 

"Ampun paaak.... Ampuuuunnn... Aku keluaaarrr laaaaggiiii..." Jerit citra dalam kenikmatan. 

CRET CREEET CRET CREEET CRET CREEET 

Lagi-lagi, vagina citra menyemburkan cairan kenikmatannya.

"Lelaki tua ini sungguh perkasa... " Kata Citra dalam hati, "Baru seminggu, Pak Utet mampu memberikan apa yang Mas Marwan tak mampu berikan selama 5 tahun....Dalam waktu tak kurang dari 5 menit, Pak Utet bisa menghadiahkan memekku orgasme berkali-kali..."

Lemas, tak berdaya, puas. Mendadak kaki citra tak mampu menahan berat tubuhnya. Dan seketika itu pula ia ambruk kedepan.
"Shhhh... Enak banget pak... Sampai lemes..."

Merasa kasihan akan apa yang citra rasakan, Pak Utet lalu mendiamkan sebentar penis besarnya. Ia membiarkan citra untuk beristirahat sejenak sambil merasakan kedutan kecil pada penisnya. "Memekmu jago mijit ya neng... Huenak......" Kata Pak Utet yang terus mengecupi tengkuk dan punggung citra.
"Bentar ya pak.... kontolnya jangan diCabut dulu.... Memek aku masih liinnnuu..” 

"Yaudah....Sekarang dari depan aja yuk Neng..." Pinta Pak Utet.
Citra lalu membalik tubuhnya, wajahnya terlihat lemas tapi puas.
"Rebahan di lantai aja Neng..."

Segera saja, Citra langsung meletakkan punggungnya dilantai kamar mandi. Karena birahinya begitu tinggi, ia sama sekali tak merasakannya. Alih-alih, citra langsung membuka pahanya lebar-lebar, menyuguhkan vagina merahnya yang sudah merekah kepada lelaki tua yang bukan suaminya itu.

"Citra Agustina... Memekmu memang mempesona neng..." Kata Pak Utet sambil mendekatkan mulutnya ke vagina citra. Lagi-lagi, ia menjilati vagina wanita cantik itu sebelum menusukkan penis besarnya.
"Yuk Pak... Buruan.... Sebelum Mas Marwan pulang..."

Melihat Citra sudah siap, Pak Utet buru-buru mendekatkan kepala penisnya ke bibir vagina citra. Sambil meremasi tetek besar Citra, lelaki tua itu lalu mendorongkan pinggulnya maju, dan melesakkan batang perkasanya.

“Ahh.. Ooohh...” Erang Citra, “Kocok yang cepat pak... Khawatir Mas Marwan balik..." Pinta Citra semakin melebarkan pahanya.
“Begini Neng...?" Kata Pak Utet sambil mengocokkan penisnya dengan cepat.

CLOK CLOK CLOK... 
Suara persetubuhan mereka terdengar begitu keras.

“Oooouuugghh... Paaakk... Gila... Kuaatt sekalii kontolmuuu"

"Deekk... kamu ngomong sama siapa?" Tanya Marwan dari luar kamar mandi.


***
CLOK CLOK CLOK... 
Suara persetubuhan mereka terdengar begitu keras.

“Oooouuugghh... Paaakk... Gila... Kkuaatt sekalii kontolmuuu"

"Deekk... kamu ngomong sama siapa?" Tanya Marwan dari luar kamar mandi.

DEG...

Jantung Citra tiba-tiba terasa copot, ternyata mas Marwan sudah kembali dari belanjanya ke warung dan mendengar percakapan nikmatnya. Pak Utet pun seolah bingung, celingukan, ia berusaha mencabut penisnya yang masih menancap dalam di vagina Citra lalu berusaha bangkit dan menginggalkan Citra yang masih telentang di lantai kamar mandi. Namun sebelum Pak Utet melakukan itu semua, buru-buru Citra menahan pinggul lelaki tua itu supaya tetap diposisinya. Citra juga meletakkan jari telunjuk di depan mulut Pak Utet, menandakan supaya ia tenang dan tak bersuara sedikitpun. 

Citra tahu jika situasi saat ini sungguh kurang menguntungkan bagi mereka berdua, namun anehnya, disituasi genting seperti itu, otak mesumnya langsung berpikir secara cerdas. Sambil mengatur detak jantung dan nafasnya yang menggebu karena birahi, Citra berusaha terlihat biasa saja.

"Tusuk lagi pak.." Bisik Citra pelan, meminta Pak Utet mulai menggoyangkan lagi pinggulnya sambil mulai meremasi payudaranya sendiri.
"Beneran Neng...?" Tanya Pak Utet seolah tak percaya dengan kenekatan wanita selingkuhannya ini. 
"Iya.." Angguk Citra pelan

PLEP CLEP PLEK!... CLEP CLEP PLEK!...
Walau lirih, terdengar lagi hentakan pinggul Pak Utet pada vagina Citra. Dua sodokan pelan dan satu tusukan tajam, berulang kali Pak Utet lancarkan.

"Ehhmmm.... Anu mas... Aku nggak ngomong ama siapa-siapa kok.."
"Tadi kok kayanya kamu bilang-bilang kontol.."
"Oooouuuhhh.... Ini.. Shhh.... Badan adek bentol-bentol..."
"Oooohhh... Mas kira kamu sedang ngobrol..." Kata Marwan lagi, "Eeh iya... Pak Utet kemana ya? Kok dari tadi tuh bapak nggak keliatan..."

CLEP CLEP PLEK!...
"Eehmmm... Mungkin lagi jalan-jalan kali mas, cari keringet... Maklum sudah tua, jadi harus banyak gerak.." bohong Citra sambil mengedipkan mata kearah Pak Utet.
"Ooohh gitu.. Yaudah... Mas mau cuci motor ya... Mumpung cuacanya enak..." Kata Marwan mengakhiri perbincangannya.

"Sshh.... Fiiuuffhhh.. Aman pak... Ayo buruan sodok memek aku lagi...." Ucap Citra begitu mengetahui suaminya tak lagi berada di dekat mereka.
"Istri nakal.. " Bisik Pak Utet tiba-tiba menyodokkan penisnya kuat-kuat.
"Yang kenceng pak..."

CLOK CLOK CLOK

Selagi ada kesempatan dalam situasi mulai membahayakan, Pak Utet langsung menghajar vagina Citra dengan kecepatan tinggi. Rupanya ia ingin cepat-cepat selesai mencapai puncak kenikmatannya. Berkali-kali ia menghujamkan batang penisnya dalam-dalam, membuat tubuh semok Citra ikut-ikutan terguncang seiring sodokan pinggulnya. Tak lupa, ia juga berkali-kali mengecup puting payudara Citra yang sudah mengacung tinggi hingga meninggalkan banyak bekas merah di kedua payudaranya.

"Uhhh.. uhhh... uhhhh... Enak banget pak..." desah Citra terus, sambil mengusap kepala lelaki tua itu" yang keras pak... isep yang keras..."

Perlahan, gelombang kenikmatan Pak Utet itupun muncul. Rasa hangat nikmat yang selalu terasa ketika orgasme sudah mulai terkumpul di pangkal penisnya.
"Aku mau keluar neng.." Erang Pak Utet
"Aaku juga pak..." Balas Citra.
"Nggghhh.. Keluarin dimana?
"Terserah bapak... Didalam juga nggak apa-apa..."

Mendapat lampu hijau, Pak Utet langsung saja memacu gerakan pinggulnya. Menghujamkan batang penisnya dengan kecepatan tinggi.

CLOK CLOK CLOK CLOK CLOK CLOK

Namun sepertinya, rencana nikmat mereka tak berjalan mulus, karena tiba-tiba Marwan kembali lagi ke belakang rumah.

TOK TOK TOK

"Deeek... Buka pintu dong... Mas lupa mau ambil shampo buat cuci motor..." Kata Marwan yang tiba-tiba ingin masuk. "Deekk.. ayo buka pintunya..."
"Kampreeeetttt.... Neng... Gimana nih...?" Tanya Pak Utet panik sambil buru-buru mencabut penisnya yang masih mengaduk liang rahim Citra. Lagi-lagi lelaki tua itu panik.

PLOP

"Uuuuuhhh... Kok kontolnya dicabut pak...?" Bisik Citra yang masih meremas-remas payudara besarnya, "Nanggung bener nih...". 

Dengan santai bangun dan ia menangkap penis Pak Utet, lalu dengan tenang ia menuntun batang penis itu dan memasukkannya ke dalam vaginanya lagi. "Suamiku tak akan masuk kesini kok paaakk.. Tenang saja.." Bisik Citra santai, "Ayo tusuk lagi..."

Merasa ingin segera menuntaskan kenikmatan yang baru saja ia rasakan, Pak Utetpun nurut.

CLEP..
"Ooohh.. Enak bener paaaakk...." Desah Citra keenakan begitu penis besar pak Utet kembali bersarang di vaginanya. "Ayo goyang pak..."

TOK TOK TOK
"Deeek... Buka pintu dooong..." Pinta Marwan lagi.

"Iya Masss.. Bentaaarr..." Jawab Citra.
"Mati aku neng..." Bisik Pak Utet panik. Sekali lagi, Pak Utet bengun dan mencabut penisnya yang baru menusuk vagina Citra. 

PLOP

"Bisa dibakar orang sekampung aku Neng..." Bisik pak Utet begitu tahu suami selingkuhannya bersikeras ingin masuk kekamar mandi tempat mereka berdua memacu birahi. Buru-buru ia mengambil pakaiannya yang menggantung di balik pintu dan mulai mengenakannya.

"Hihihihi... Tadi berani masuk kedalam kamar mandi... Masa sekarang mati kutu gitu sih pak...?" Goda Citra santai. Lucu sekali melihat Pak Utet yang kebingungan seperti itu. Kembali Citra tersenyum dan meminta Pak Utet tenang. "Tanggung jawab donk..."

TOK TOK TOK
"Dek...? Lama bener sih...Ayo bukain pintunya..."

"Ampun Neng... Bapak nggak berani..." Bisik Pak Utet pasrah.
"Hihihi... Dasar CUPU..." Ejek Citra manja, "Yaudah, bapak sembunyi aja dibalik pintu... Diem ya... Jangan bergerak..."

TOK TOK TOK
"Deeekk Citraaaa.... Kamu sedang ngapain sih dek...? Kok berisik amat didalem..."

Dengan santai, Citra lalu bangun dari dari posisi rebahannya, meraih kunci pintu kamar mandi, lalu membuka pintu kamar mandi itu perlahan.

CKLEK
"Iya maskuuuuu... Niiihh shamponya..." Kata Citra sambil menyerahkan botol shampo kesuaminya. Sengaja Citra mengeluarkan bagian tubuh atasnya keluar pintu dan menyisakan tubuh bawahnya didalam kamar mandi.

"Kamu ngapain sih dikamar mandi? Kok kayaknya lama banget didalam....?" Tanya Marwan sambil mondar mandir menyiapkan segala kebutuhan mencuci motornya.
"Ya mandilah maass... Masa sedang tiduran..." Jawab Citra sambil terus berdiri di pintu kamar mandi.
"Kok dari tadi berisik amat...? Plak plok plak plek..." ujar Marwan menirukan suara Citra ketika didalam kamar mandi. Dibukanya lemari gudang, dan mencari peralatan cuci motornya.
"Abisan disini banyak nyamuk mas... Kamu sih males ngebersihin kamar mandi, jadi aku digigitin mulu..." Ucap Citra santai, sambil berpura-pura menepuki payudaranya. 
"Pantes tetek kamu merah-merah begitu ya..?" Tanya Marwan polos sambil menunjuk ke beberapa lokasi tanda merah di sekitar puting payudara Citra dari posisinya berada. 
"Hiya nih mas... gara-gara digigit 'Nyamuk Nakal' tetek aku sampe merah-merah gini..." Kata Citra santai. "Awas aja ya... Kalo sampe ketangkep, pengen aku pites aja tuh sengatnya 'nyamuk nakal' sampe muncrat..." tambahnya lagi.

Mendengar Citra menekankan kata nyamuk nakal, Pak Utet merasa jika sebutan itu ditujukan untuknya. Rupanya, ia baru sadar, jika Citra ternyata benar-benar nakal. Walau sedang bercakap dengan suaminya, tangannya masih sempat-sempatnya mencoba menggapai penis Pak Utet yang masih tegang di belakang pintu kamar mandi. Dan begitu penis itu tertangkap, Citra lalu mengocoknya perlahan.

Sambil menyiapkan peralatan cuci motornya, Marwan hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, sungguh lugu suami Citra ini. Dalam keremangan lampu kamar mandi, ia sama sekali tak bisa membedakan mana kulit yang merah karena gigitan serangga, dan mana kulit yang merah karena bekas cupangan.

"Ya aku khan sibuk dek... Banyak kerjaan..." Kata Marwan membela diri.
"Tapi kalo aku digigitin nyamuk gini, gimana? Jadi gatel tauuukkk..."
"Gatel... Mana-mana yang gatel...?" Goda Marwan sambil mendekat kearah posisi Citra berada, "Sini aku garukin..Hehehehe..." Kata Marwan menawarkan diri..
"Idih apaan sih... Enggak ahhh... Mas bauk.. Belom mandi..."
"Ya khan aku mau cuci motor dek... Sayang kalo udah mandi kena basah-basahan lagi.." kata Marwan yang sudah mondar-mandir lagi mencari sikat motor.
"Motor aja yang diurusin.. Sekali-kali bininya mbok ya juga dimandiin...." Goda Citra manja, "Ntar kalo ada orang lain yang mandiin aku, baru tau rasa loh..." 
"Hahahaha... Gapapa deh... Sekali-sekali mas relain adek dimandiin orang lain..." balas Marwan sambil bercanda.
"Bener ya... Jangan nyesel loh..."
"Iyaaah hahahaha..."

Tiba-tiba, tangan Citra yang sedang mengocok penis Pak Utet langsung menarik penis itu dan memposisikan di belakang pantatnya, dengan gerakan cepat Citra langsung menarik pinggul Pak Utet maju kearahnya.
"Tusuk memek aku pak..." Bisik Citra pelan diantara percakapannya dengan mas Marwan.

NEKAT. Benar-benar nekat. Citra seolah sudah tak peduli dengan keberadaan Marwan didekatnya. Nafsu birahi rupanya sudah menguasai pikirannya. Tak menyia-nyiakan permintaan Citra, Pak Utetpun meladeni permintaan Citra.

Sambil berjingkat, dan bersembunyi dibalik pintu kamar mandi, Pak Utet lalu menyorongkan kepala penisnya maju. Perlahan, ia mulai menggerakkan pinggulnya kedepan dan kebelakang. Membuat Citra bergidik keenakan, merasakan gesekan batang penis lelaki yua itu yang penuh dengan urat kejantanan.

"Naah... Ini dia spoonsnya... Heran... Kok bisa-bisanya ya semua barang-barang aku pada berceceran gini...?" tanya Marwan pada dirinya sendiri, "Kamu tahu dimana lap kain aku dek...?" tanya Marwan lagi.

Namun karena Citra sedang merasakan gesekan batang penis pak Marwan, tentu saja ia tak sadar dengan apa yang suaminya tanyakan. Yang bisa ia lakukan hanyalah tetap menjulurkan tubuh bagian atasnya sambil mulai mendesah pelan.

"Dek....?" tanya Marwan keheranan melihat istrinya mendesah sambil merem melek, "Kamu kenapa dek...?"
"Ehhh... Ssshh... Anu mas... aku baru saja.... Ehhhmmm... Kkentut... Enak banget mas...."
"Masa kentut sampai merwm melek gitu...?"
"Hihihi kamu belum ngerasain sih mas... Kentut yang ini beda mas... Besar bangeeet... Ssshhh..."
"Hahahaha. Mukamu lucu dek kalo kentut, mirip orang lagi dientot... Bikin aku sange aja..."

Andai Marwan tahu jika saat itu, istrinya memang sedang disetubuhi oleh lelaki lain dari balik pintu kamar mandi di rumahnya sendiri.

"Hmmmhhh.. Masa sih mas...? Abisan.... Perut aku mules mas... " Kata Citra sambil terus merem melek keenakan, "Kayaknya aku ssshh... Salah makan... Ooouuhh... Dah Ya mas.. Aku mau berak dulu..."

CKLEK...

"Kamu gila neng... " kata Pak Utet kagum, "ada suaminya tapi masih berani berbuat nakal..."
"hihihi... udah ah... terus sodok memek aku pak.."

CLOK CLOK CLOK PLEK 

"Ini dia lapnya ketemu...." Girang Marwan, "Deeek... Buruan ya mandinyaaa. Jangan lama-lama, ntar kamu telat ngantor loh..."
"Iya sayaa... aaannggghhh...." Jerit Citra kencang dari dalam kamar mandi lagi
"Sayaaang... Kamu beneran nggak kenapa-napa dek?" 
"I... Iya maaasss... "
”Kok kayaknya keenakan gitu...?"
"Pupnya keras... Hhhhggg..." balasnya Citra lagi sambil pura-pura mengejan, padahal jika Marwan tahu, Citra saat itu sedang meraung-raung merasakan kenikmatan sodokan batang penis dari pria lain.

"Aku udah nggak tahan lagi pak...ayo terus nyodoknya..." Bisik Citra pelan.
"Yaudah.. Keluarin aja Neng...." balas Pak Utet sambil kembali menjilati payudara montok Citra "Mmmpphhh..."
"Hooossshhhgg.... Eenak banget pak..." Desahnya tertahan.

Merasa kurang berekspresi karena adanya Marwan di ruangan sebelah, Citra tiba-tiba berteriak lantang.
“Maaasssshhh..."
"Iya Dek...?"
"Shhh... Tolong beliin sabun ke warung dong..."
"Yaaaah... Aku baru saja balik dari warung..." 
"Ehhmm...Ayo... lah mas..... Aku mau sabunan nih.... Shhh... Gatel banget nih badanku... Hhhggghh... "
Erang Citra lagi sambil terus berpura-pura mengejan. "Kamu nggak mau....A aku telat ngantor gara-gara mandinya makin lama kh... khaaannn...?"

Dengan berat hati akhirnya Marwan mengabulkan permintaan istrinya. "Iya iya, mas beliin..." Ucap Marwan dongkol sambil pergi keluar rumah.

"Sshhh... Hayo pak... Terusin lagi... Sodokin kontolmu yang kencang pak... aku udah mau keluar nih..." Raung Citra keras sambil meminta lelaki tua itu segera menggenjot tubuh indahnya.
"Hak hak hak.. Sumpah Neng.. Kamu bener-bener istri binal... Hak hak hak" 

Pinggul tua itu kemudian kembali menggenjot vagina Citra dengan penisnya, mengakibatkan tumbukan kulit keduanya kembali bertepukan keras,

CLOK CLOK CLOK CLOK... PLEK PLEK PLEK

"Paak, Aku udah nggak tahan lagi pak... aku mau keluar..."
"Hak hak hak... cepet aja Neng....?"
"Hooo'ooh pak... Habisan kontolmu bener-bener enak...” kata Citra dengan tubuh yang mulai bergetar.
"Hak hak hak... Gini nih kalo punya bini jarang dientot, dikit-dikit keluar. Dikit-dikit moncrot..."
"Iya nihhh Pak Ut....Tet... Makanya ini aku minta bantuin bapak buat ngentotin aku.. "Ucap Citra sambil menguatkan otot vaginanya, membuat penis besar Pak Utet seolah tercengkeram kuat.

NYOOOT... CLOK CLOK CLOK CLOK... PLEK PLEK PLEK

"Huwoyooohh Neeengg... Enak banget empootan memekmu." Erang pat Utet, “Kalo kaya gini terus, bisa-bisa aku juga mau kelaur neng... Hhuooohhh.... Oohh memekmu memang legit neng.....” Racau Pak Utet yang mulai kesulitan mengendalikan orgasmenya.
"Shhh.... Yaudah gih Paaaak.... Ayo keluar bareng..."
“Dikeluarin dimana neng..?” tanyalelaki tua itu minta ijin.
“Hihihi... Sok polos...Shhh... Ayoo teruss pak.... Didalemm jugaa nggakk apaapa... . Biar makin enaaak..." Rintih Citra keenakan..
“Goyang terus neng... Kita keluar bareng.. Oooooghh” desah Pak Utet yang merasa orgasmenya sudah berada diujung penis. 

CLOK CLOK CLOK CLOK... PLEK PLEK PLEK

Suara tumbukan basah batang penis Pak Utet ke vagina basah Citra terdengar begitu jelas dan keras. Keduanya sama sekali tak menghiraukan kegaduhan yang ditimbulkan oleh gerakan kelamin mereka. Yang pasti, Pak Utet dan Citra ingin segera mendapat orgasme secara bersamaan

"Akuu keluarr paak.. Ooooouuuuggggggghhhhh.." jereit Citra lantang sambil menarik-narik pantat Pak Utet, meminta batang penis besar itu segera menyodok vaginanya dalam-dalam.
“Bapak juga Neeeeng...Hooooughh.... Aaaaakhh.. Gilaa.. Wuuueenak tenan memekmu Neeeng...” erangnya Pak Utet sambil meremas payudara Citra keras-keras.

CROOT CROOOT CROOOOOT...

Akhirnya mereka berdua terkulai lemas. Dalam diam, Pak Utet mendiamkan dulu penisnya di vagina Citra. Menghantarkan jutaan benih kedalam rahim wanita cantik itu. Saking banyaknya, sampai-sampai ada banyak sekali lelehan air mani yang keluar dari vaginanya. 

"Fiuuuhhh... Lega banget bapak Neng..."

Mendengar suara kepuasan lelaki tua yang masih menindih tubuhnya, Citra seolah tersadar. Buru-buru, ia segera mendorong tubuh Pak Utet menjauh darinya.

“Kamu nakal sekali Pak... " Sungut Citra, "Berani-beraninya masuk kesini... Trus ngentotin istri orang..... " 
“Hak hak hak... Tapi Neng juga menikmatinya khan?” belagu lelaki tua mesum itu.
"Hihihi... Iya sih... Udah-udah, sana keluar, nanti suamiku curiga..."
"Sebentar ah... Bapak mau kasih tanda mata dulu..." buru-buru, Pak Utet memonyongkan bibir tebalnya, lalu menyedot payudara kanan kiri Citra, lagi-lagi ia meninggalkan bekas cupangan yang cukup besar.

"Shhhh.... Ooouuhhh... Udah-udah, buruan keluar pak... "pinta Citra sewot, "Kalo enggak , biar aku aja deh yang keluar duluan... Daripada lama-lama disini, nanti malah jadi pengen dienntot lagi... Hihihi..." Erang Citra genit sambil mendorong tubuh lelaki tua itu dari tubuhnya.

PLOOP...
Suara penis Pak Utet selepas dari cengkraman vagina Citra, meningalkan lubang berwarna merah yang menganga lebar. Seketika, lelehan penis lansung ikut mengalir keluar. 

"Uuuhhhh... Gila, enak banget kontolmu pak ..." kata Citra yang langsung beranjak bangun dan melilitkan handuk ke tubuh indahnya. "Aku kelur dulu ya pak.."

Sekeluarnya Citra dari kamar mandi, tiba-tiba ia mendapati mas Marwan yang baru saja pulang dari warung. "Loh dek... Kok udahan mandinya...?" 

"Waduh" batin Citra panik, ia tak memperkirakan jika suaminya datang tepat setelah mereka selesai bercinta habis-habisan., "Mana Pak Utet masih didalam kamar mandi..."

"I...Iyaaahh.... Mas kelamaan sssiiihh... Jadi adek udah kelar mandinya..."
"Hmmmm.... Yaudah deh, ini sabunnya aku taruh dikamar mandi, aja ya..."
"Jangan mas...." larang Citra menahan supaya suaminya tak masuk ke kamar mandi.
"Loh...? Kok....?"
"Maksudku... Biar aku aja yang naruh mas... Nah mas bantu aku masakin air donk buat bikin kopi..." Balas Citra sambil merebut sabun itu dari tangan Marwan dan kembali kedalam kamar mandi dan meninggalkan Marwan yang masih keheran-heranan.
"Looh.. Kok aku disuruh masak air sih...?" Omel Marwan.
"Yaelah mas... sekali-kali napa.. Khan aku harus buru-buru kekantor..." Kata Citra mengulur waktu
"Iye deh... Iye..."

"Ada mas Marwan...pak..." Bisik Citra pelan.
"Waaaduuuhhh....? Kita ketahuan Neng...?" Tanya Pak Utet panik. 
"Enggak sih pak... Belom... Hihihi..." Sekali lagi, Citra mengamati perubahan mimik muka lelaki tua yang baru saja menyetubuhinya itu. "Lucu sekali muka Pak Utet..." batinnya. 

"Halamaaak.. mati aku.." Panik Pak Utet.
"Udah udah tenang... Aku akan ajak mas Marwan ngobrol... nah nanti biar bapak langsung lari kedepan..."
"Hmmm oke deh neng..."
"Hati hati ya pak...Jangan sampai ketahuan...".

"Sekalian bikinin kopi deh mas... Hihihi..." kata Citra keluar kamar mandi sambil berpura-pura menyeka air mandinya.
"Tumben kamu minta kopi dek...?"
"Bukan buat aku mas... Buat Pak Utet... Kasihan dia nunggu lama..."
"Tapi orangya khan ngga ada dek... "

"Permisi... " Panggil Pak Utet dari pintu depan.

"Lincah juga tuh kakek..." Batin Citra yang tak mengetahui kapan Pak Utet keluar kamar mandi.
"Iya pak... Masuk saja..." Teriak Citra lantang dari arah dapur, "Panjang umur tuh bapak... Yaudah deh mas, biar aku aja yang bikinin kopinya... Kamu nemenin Pak Utet saja gih..."
"Heran deh... Pagi ini kamu bawel banget dek..." gerutu Marwan.
"Hihihi..."

Tiba-tiba, Citra memiliki ide gila, ia ingin menggoda suaminya. Dengan sengaja, istri Marwan itu mengendorkan handuk mandinya, lalu setelah selesai meracik kopi, ia pergi menemui suaminya yang sedang mengobrol dengan Pak Utet halaman depan rumah.

"Silakan diminum kopinya pak... " Kata Citra sambil meletakkan nampan berisi kopi dan piring untuk tempat cemilan pisang goreng Pak Utet dalam gerakan super lambat. Karena posisi meja yang lumayan rendah, membuat Citra sengaja jongkok. Handuk kecilnya terangkat, memamerkan paha mulusnya. 

"Loh dek... Kok kamu keluar ngak ganti baju sih... Malu tuh ada Pak Utet... "
"Yah mas, nanggung banget... Sekalian ngotorin handuk... Lagian Pak Utet juga ga komen... Iya khan pak..?"
"Hak hak hak... Iya neng... " jawab lelaki tua itu sambil cengngesan..
"Tuh... Khan Pak Utet aja nggak komen... Silakan diminum pak... Mas..." Suguh Citra.
"Hak hak hak.. Iya Neng makasih,... Sluuurrrppp... " Sruput Pak Utet, "Wuaaahh kopinya enak banget neng... Susunya berasa banget... " Kata Pak Utet sambil melirik gundukan payudara Citra yang masih terikat handuk.
"Ya sudah kalo enak... Saya balik dulu ya. Mau pake baju dulu... "

"Ini dia saatnya" batin Citra. Ketika Citra hendak berdiri dari posisi jongkok, ia sengaja menarik ujung handuknya supaya terlepas dari ikatannya. 

"Aaaawww...Handukkuu...." Jerit Citra ketika handuk kecil yang menutup tubuh telanjangnya tiba-tiba jatuh, merosot kelantai dan teronggok di kakinya. Pura-pura reflek, dengan kedua tangannya Citra buru-buru menutup payudara dan vaginanya. Namun, apalah arti, tangan mungil Citra sama sekali tak mampu menyembunyikan keindahan tubuh telanjangnya. Payudaranya masih terlihat tumpah ruah, memamerkan gundukan daging berukuran besar dengan aerola dan puting yang kemerahan. Vagina Citra yang gemuk tanpa rambut itu juga sekilas terlihat begitu putih, sangat menggoda.

"Masss Marwan.... Tolong mas..." pinta Citra pura-pura kaget. "Tolong ambilin handukku..."

Diam mematung, Marwan yang terkejut dengan apa yang sedang diperbuat istrinya, hanya melongo diam, tanpa bisa melakukan apa-apa. Matanya melotot tak berkedip. Bahkan ketika Pak Utet mulai bergerak mengambil handuk yang ada di dekat kaki mulus Citra, Marwan masih hanya diam tak tahu harus melakukan apa-apa.

"Ini neng handuknya.." kata Pak Utet yang dengan sigap mengambilkan handuk Citra 

Melihat mas Marwan masih tak bereaksi apapun, membuat Citra semakin nakal.
"To.. Tolong ikatin ke badan saya pak..."
"Coba angkat tangannya neng..." Kata Pak Utet yang sepertinya tahu maksud isi otak mesum Citra. 
"Yang kenceng ya pak..." kata Citra sambil mengangkat kedua tangannya kesamping, melepas tangkupan tangan pada payudaranya yang tergantung bebas. Tak lupa, Citra juga melepas tutupan tangan pada vaginanya.
"Iya Neng... Permisi ya..." Kata Pak Utet sambil melilitkan handuk. 

Tanpa merasa diperlakukan kurang ajar, Citra membiarkan tangan lelaki tua ketika ia sengaja menyentuh payudara Citra bergantian.

"Yes...." Kata Citra dalam hati ketika berhasil mempertontonkan kelakuan mesumnya didepan mata suami tercintanya. Marwan masih terdiam, ia masih melongo keheranan. Entah kenapa, Citra mendadak suka sekali melihat muka polos pria-pria yang ada didekatnya ketika melihat dirinya berbuat nakal.Seperti muka Pak Utet ketika takut kepergok tadi di kamar mandi, atau muka bengong suami tercintanya saat ini. Muka itu seolah menjadi muka penyemangat bagi Citra untuk berbuat semakin nakal lagi.

"Kurang kenceng pak..."Kata Citra merefisi lilitan handuk Pak Utet, "Buka lagi aja handuknya..."
"Buka lagi neng...?"
"Eeh iya pak... Kain di tetek aku masih kendor... Nanti malah merosot lagi handuknya..."

Sekali lagi, Marwan dibuat tercengang oleh permintaan istrinya yang tak masuk akal. Dengan sengaja, handuk yang sudah terlilit ditubuh indahnya diminta dibuka lagi, otomatis, Pak Utet mampu melihat ketelanjangan istrinya sekali lagi.
"Begini Neng...?" 
"Tetek aku kekencengan pak... Sakit...Kendorin dikit..." pinta Citra cuek, membiarkan tangan mesum Pak Utet berulang kali mengusel-usel payudaranya. "Iya bener... Bagus begitu pak..."
"Nah.. udah selesai neng... udah cantik... Hak hak hak..."
"Hihihi... makasih ya pak... Saya masuk kedalam dulu ya..." kata Citra genit

Seolah sedang bermimpi disiang bolong. Marwan masih hanya terdiam melihat semua kenakalan dan kegenitan istrinya. Padahal, sudah jelas sekali terlihat, Citra berulang kali sengaja menelanjangi dirinya sendiri di depan mata Marwan.

"Maaf ya mas... Bapak jadi ngelihat tubuh telanjang neng Citra." Basa-basi Pak Utet, "Ck ck ck...Montok bener istrimu mas.." Kagum Pak Utet.
"Eee... Ehh... I... Iya..." Jawa Marwan gagap.
"Beruntung banget kamu mas... Punya istri cantik kaya neng Citra... Pasti tiap hari minta jatah mulu yak? Hakhakhak.."
"Minta jatah mulu...?" tanya Marwan yang masih tak sadar dengan kejadian barusan
"Iya mas... pasti tiap hari mas minta ngentotin memek neng Citra mulu yak? Hah hak hak..."
"Pe.. Permisi bentar pak... Sa... Saya masuk dulu....Sebentar..."

Mendadak, Marwan bangkit dari duduknya dan mengejar Citra masuk dalam rumah. Melihat Citra telanjang bulat di depan lelaki yang bukan suaminya membuat nafsu birahi Marwan meninggi, terlebih ketika melihat tangan mesum Pak Utet itu berulang kali mengusel-usel payudara istrinya, membuat penisnya menegang.

"Dek.. " kata Marwan yang tiba-tiba menabrak tubuh Citra lalu menarik lepas handuk Citra dan merebahkan tubuhnya ke kasur "Mas pengen dek..." 
"Aaauuuhh...." Jerit Citra kaget " mas..? tumben..kamu pagi-pagi nafsu banget mas..."

Tanpa menjawab, Marwan langsung melilit lidah istrinya, memberikan gulat lidah pagi hari yang cukup seru. Ciumannya lalu turun ke leher, dan mendarat ke payudaranya.
"Shhh.. Maaasss...."
"Slluurrppp... Cup cup Sluuurp.... " Kecup Marwan berulang-ulang ke payudara Citra. 

Namun ketika ia ingin mencaplok puting payudara istrinya, tiba-tiba Marwan menghentikan jilatannya. Ia menatap heran kearah beberapa bekas cupangan merah yang ada di kedua puting payudara istrinya ".... kok tetek kamu merah-merah gitu...Dek?"
"Anu mas.. ini... Ini khan tadi bekas digigitin nyamuk.."
"Oohh nyamuk toh... Gapapa... masih tetep montok... Hehehe..." Cucup Marwan buas. "Ssluurrpp cup cup... Nyam...." 
"Shhh.... Kamu kok ganas gini mas...?"
"Nggak tahu Dek... melihat kamu abis mandi, keliatan seksi banget dek..." Kata Marwan sembari melahap payudara istrinya. "Liat tuh tetek kamu ini... amat sangat menggoda.. Sluuuuurrrpp cup cup cup..." Tambah Marwan melahapi payudara besar istrinya dengan rakus. "Eehhmm.. Empuk banget tetek kamu dek... "

Tak henti-hentinya kedua tangan Marwan pun meremasi kedua belah payudara besar istrinya. Membuat puting payudara itu keras menegang
"Aauuww...pelan-pelan masss... Sakit..." Jerit Citra spontan ketika merasakan puting payudaranya dicubit Marwan keras-keras.
"Sluurpp... Sumpah.. Hari ini... Kamu nafsuin banget dek..." kata Marwan yang kali ini mulai merabai vagina Citra.

"Oohhh.. masss... Enaaak..." Desah Citra ketika jemari Marwan mulai menggelitik lubang kenikmatannya.
"Loooh... Memek kamu kok udah basah banget dek? " Tanya Marwan heran. 

Lagi-lagi Marwan menghentikan jilatan lidahnya, mencabut jemari tangannya lalu memperhartikannya dengan seksama. Jemari itu ternyata sudah berlumuran cairan bening yang sangat kental.

"Ini lendir apa ya dek...? Kok baunya kaya pejuh...?" Tanya Marwan curiga 
"Aku... anu... Anu mas... Aku lagi keputihan mas.... " Bohong Citra. Ia tak mungkin mengatakan jika lendir yang keluar dari dalam liang vaginanya adalah sperma Pak Utet, "Iya.. Aku lagi keputihan mas...." 
"Ooohh... Keputihan... Minum jamu dek... Biar cepet hilang..." 
"Hihihi... Iya.."
"Udah yuk... Aku udah nggak tahan banget nih...."

Buru-buru, Marwan melepas semua pakaian yang melekat ditubuhnya, lalu dengan sigap, ia segera memposisikan kepala penisnya tepat di depan gerbang kenikmtan istrinya.

SLEEPP

"Oooohhh... " Erang Marwan ketika kepala penisnya berhasil masuk membelah bibir vagina istrinya dengan mudah.
"Ssshh... Enak sekali mas...." Desah Citra keenakan.
"Iya dekkk.. Eenaak..."

Perlahan, Marwan menekan pinggulnya kearah tubuh Citra dan mendorong penis kecilnya masuk ke dalam liang vagina istrinya. Lancar sekali seperti jalan tol, tanpa ada halangan apapun.

MPFFF... PFFF.... PFFF....
Suara vagina Citra setiap kali disodok penis Marwan.

"Memek kamu kok agak licin ya dek... Kurang keset..." Tanya Marwan heran.
"Masa sih mas...? Apa mungkin karena aku sedang kena keputihan kali mas...?" Elak Citra memberi alasan, "Tapi titit kamu tetep berasa enak banget kok sayang... Gedhe..." Puji Citra.
"Hehehe... Iya ya...?"

Walau sudah dipuji seperti itu, tetap saja Marwan masih merasa ada hal yang aneh pada vagina istrinya pagi itu. vagina Citra sama sekali tak memberikan perlawanan yang berarti, tak seperti waktu-waktu kemarin ketika mereka melakukan persetubuhan. Vagina itu terasa begitu licin dan longgar. Mirip seperti mencoblos tumpukan mentega, licin sekali. Dinding-dinding vaginanya benar-benar seperti lembut dan sangat berair, tak sedikitpun terasa menggigit. 

Sambil mencoba mengingat-ingat, Marwan terus menggenjot penisnya dalam-dalam ke vagina istrinya. 
"Kok memek istriku hari ini benar-benar berbeda ya...?" tanya Marwan dalam hati, "Sepertinya kemaren tak selonggar ini deh...?" Bingungnya. "Lalu lendir apa ini..? tak henti-hentinya keluar seiring sodokan kelaminku..."

Melihat Marwan yang selalu melihat kearah vagina istrinya, membuat Citra cukup was-was. Ia khawatir jika suaminya sadar jika yang keluar dari vagina istrinya itu memang adalah sperma.

"Terus maaass.... Tititmu enak bangeeettttt...." Jerit Citra lantang, sengaja merusak perhatian Marwan supaya tak melulu melihat kearah vaginanya.
"Isep tetek aku mas... enaaaakk...." Tambahnya lagi sambil menggelinjang manja.Persetubuhan pagi ini terdengar begitu berisik. Citra seolah sengaja lupa jika sedang ada tamu di rumahnya. "Sodok yang keeenceng maaass...." Raungnya lagi sambil terus mengoyang pinggulnya, berlagak seperti wanita yang sedang kesetanan karena birahi.

Mendapat goyangan eksotis istrinya, mau tak mau Marwan menimpali Citra juga. "Ooohhh sayaaang....Kamu liar banget deeeeekkk..."

Kembali, pikiran Marwan dirubung birahi, sesaat, ia sama sekali tak mempermasalahkan dan mencoba melupakan keanehan pada tubuh istrinya. Yang jelas, pagi itu ia ingin mencapai orgasmenya cepat-cepat.

"Haah Haah Haah.. Deeekkk... Memek mu basah bangeeettt..." Kata Marwan terengah-engah, sambil terus mencoba menikmati gesekan dinding vagina longgar istrinya. 
"Iya maaasss... Kamu bikin aku horny banget..." Desahnya berbohong.

Dan tak lama kemudian, tubuh Marwan mulai kelojotan

"Oooh... ohhh... Deeekkk... Aku mau kekuar dek... Ssshh...." Desah Marwan.
"Iyaaa maaasss... Aku juga... Kita keluar bareng maaass..." Balas Citra 
"Ooouuuuuuhhhh... Deeeeeekkkk.....Aaaku keluar deeeeekk..."
"Aku juga maaaas.... AKUUU KEEELUUUUAAAARRRR.." Jerit Citra keras-keras.

CREET CREEET CREET

Enam semburan dahsyat langsung memberondong liang vagina Citra, membuat rahimnya tak mampu menampung banyaknya cairan kejantanan kedua lelaki itu. Benih-benih panas suaminya langsung bergabung dengan benih Pak Utet yang sudah sedari awal bersarang di liang kenikmatan istrinya.

Dalam kelelahan, keduanya langsung ambruk dalam posisi bertumpukan.

"Makasih ya dek... Mas puas banget pagi ini..."
"Iya mas.. Aku juga... pagi ini kamu terlihat begitu perkasa..."
"hehehe... itu juga gara-gara kamu dek... Pagi-pagi udah ngegoda aku... Mana pake ngelepas handuk di depan Pak Utet segala..."
"Itu aku emang nggak sengaja mas.. Beneran lepas... Hihihi..."
"Nakal kamu sayang..." Kata Marwan manja, sambil mengecup keras leher Citra, meninggalkan beberapa bekas merah, "Ih mas... Kok leher adek dicupang sih... "
"Lah.. dikit aja kok..." Bela Marwan, " Lagian ini di tetek kamu juga banyak...."
"kalo di tetek mah nggak apa-apa mas.. khan nggak keliatan..."
"Hahahaha.... Biar semua orang pada tahuh kalo kamu abis ngelayanin suamimu..."
Khan malu mas kalo keliatan orang lain...
" Biarin dek... biar kamu makin keliatan cantik.
"Mana ada dicupang jadi tambah cantik... " kata Citra sambil terus menggosok area lehernya keras-keras, berharap cupangan Marwan dapat hilang dengan cepat. Namun apa daya, cupangan itu sudah benar-benar tercetak jelas di kulit lehernya yang putih mulus.

Udah udah.. jangan ngambek, ntar cakepnya hilang loh...
Huuuu... Auk Ahhh..."
A keluar aja dulu ya dek... temenin Pak Utet... kamu pakai baju dulu...."

PLOP

"Hssss.... pelan-pelan keleeess..." Gerutu Citra yang tak mengira suaminya langsung mencabut penisnya yang sudah lunglai dari vaginanya.
"Wow.. Banyak banget dek lendirnya..." Kagum Marwan, "Pasti langsung jadi tuh..."
"Bodo..."

Buru-buru Marwan langsung berpakaian lagi dan meninggalkan Citra yang masih tergeletak telentang diatas kasur. Sambil meremas dan menjilati teteknya yang berukuran jumbo Citra tenggelam dalam lamunan mesumnya.

"Gimana ya kira-kira jika mas Marwan tahu tentang apa yang telah aku perbuat dengan Pak Utet...?" tanya Citra dalam hati, "marah nggak ya...? Khan aku hanya melakukan seperti apa yang ia inginkan..." tambahnya lagi.

"SILAKAN SAJA KAMU CARI KONTOL-KONTOL YANG JAUH LEBIH BESAR... SILAKAN SAJA KAMU MINTA DIENTOT AMA KONTOL-KONTOL PRIA LAIN YANG LEBIH KUAT..." 

"Hihihi... aku sama sekali ga pernah menyangka kalo selingkuh itu begitu memabukkan..." Kata Citra lagi, sambil mengulik liang vaginanya yang masih terus mengeluarkan sperma. "Peju lelaki-lelakiku..."

"Maap ya pak... jadi lama menunggu...." Kata Marwan basa basi.

Mendengar sayup suara suaminya, Citra buru-buru tersadar dari lamunannya. Ia harus berangkat kerja. Tanpa membersihkan lendir sisa-sisa pertempurannya barusan, wanita cantik itu langsung mengenakan pakaiannya.

"Hak hak hak.. Gausah malu mas Marwan, bapak ngerti kok.... "Kekeh Pak Utet.
"Habisan... Citra hari ini keliatan seksi sih, apalagi ngeliat dia telanjang basah-basahan abis mandi tadi..." 
"Jadi naek deh ke ubun-ubun ya mas...? Hak hak hak..." 
"Iya pak... Tahu aja.... Hehehehe..."
"Ya gimana nggak tahu mas... Saya juga kalo liat dek Citra telanjang, langsung saja pengen ngegenjot dia terus mas... Liat tubuh telanjangnya aja sudah bikin kontol cenut-cenut mas.... Apalagi kalo bisa ngerasain jepitan memek dan ngisep tetek neng Citra yang tumpah tumpah gitu... Bisa jadi nggak berangkat kantor mulu saya.." Ceplos Pak Utet terlena
"Hah? Ngegenjot Citra...? Maksud bapak....?"
"Eeh Nganu mas... Maksud bapak... Kalo bapak ngeliat bini bapak telanjang, pasti langsung nafsu juga.. Gitu loh mas... Yaa walaupun badan istri saya nggak sebagus badan Neng Citra... Hak hak hak..."
"Oohhh gitu ya pak. Hehehe.. " Kata Marwan mencoba mengerti.
"Iya dong Mas.. Ya masa iya bapak mau ngajak gituan ama dek Citra..." bohong Pak Utet, "Kalaupun Neng Citra mau, pasti kontol bapak sudah langsung muncrat duluan... Hak hak hak..." 
"Hahahaha... Bapak bisa aja...."
"Hak hak hak... Beruntung banget tahu mas, punya istri secantik Neng Citra...." 

"Belom tau aja kamu Marwan, jika istri kebangganmu sudah sering aku jebolin gawang kenikmatannya dengan kontolku... Hakhakhak.." Tawa Pak Utet dalam hati.

"Yuk pak.. Kita jalan..." Ajak Citra yang tiba-tiba keluar dari dalam rumah, "Mas.. aku jalan dulu ya..." Ucap Citra sambil mencium tangan Marwan.
"Ehh.. sudah siap toh Neng...?"
"Iya Pak...Kita sudah lumayan telat nih... "
"Hak hak hak.. Gimana nggak telat kalo mau berangkat Neng Citra minta disodok-sodok dulu..." kata pak Marwan bercanda.
"Idih.. Apaan sih pak Utet... Hihihi..." Timpal Citra.
"Hahahaha.. Bapak bisa aja...." Balas Marwan, "Eh iya dek... Ntar aku mau pergi sama Pak Darijo ke kota, kayaknya ada pemborong yang nyari tanah. Jadi sepertinya mas malem ini nggak pulang. Yah moga-moga tembus..."
"Iya mas... Aku nggak apa-apa kok..." Jawab Citra.
"Hehehe. Okelah kalo begitu.... Titip istri saya ya pak... Tolong dijagain biar nggak digodain laki-laki mesum... Hehehe"
"Baik Mas... Mari... Bapak jalan dulu..." Pamit Pak Utet sopan.
"Aku jalan dulu ya Masss.."
"Ati-ati dijalan..."

***

Dari kejauhan, tampak sepasang mata yang menatap Citra dan Pak Utet dengan pandangan serius. Tubuhnya telanjang bulat dengan kulit yang basah karena keringat. Nafasnya menggebu-gebu, seolah baru saja lari marathon. 

"Ternyata... Dibalik sosok cantikmu yang anggun dan mempesona, kamu menyembunyikan sifat nakal yang sangat menggoda..." Bisik pemilik sepasang mata itu yang terus mengikuti semua gerak gerik Citra.

Sambil mengelap kaca nako dan tebok yang ada didepannya, sosok itu berusaha menghilangkan bekas pencapaian puncak kenikmatan dan nafsunya yang baru saja ia lampiaskan dengan cara membetot penis besarnya hingga ia orgasme. 

"Kamu benar-benar nakal ya Mbak... " Kata sosok itu lagi sambil terus membersihkan cipratan spermanya yang mengenai tembok dan kaca nako ruang tamunya.
"Amat sangat nakal..."



***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar